Aku baru saja selesai mendekor kue tart untuk tante Fati. Aku memandangi kue tersebut, terlihat sangat cantik dengan warna putih dan hiasan bunga edible diatasnya. Aku segera membungkusnya dengan kotak kue lalu memberi hiasan pita.
Setelahnya ku lihat jam yang melingkari tanganku. Saat ini tepat pukul tujuh.
Aku segera memasuki kamar lalu membuka lemari baju. Kuambil dress bruklat dengan lace motif bunga yang berwarna hitam pekat.
Lalu segera memakainya. Kemudian kulihat pantulan diriku dikaca. Cantik juga ya ternyata. Aku tertawa, membayangkan bagaimana raut wajah Aldo nanti saat melihatku memakai dress ini.
Aku lalu memakai makeup semi formal dengan tema bronze. Selesai memakai lipgloss berwarna peach, aku segera mengetikkan pesan untuk Aldo.
Gby; dimana?
Rivaldo; udah mau nyampe
Ku ambil slingbag dimeja lalu memakainya. Melangkah lebar ke arah dapur, membawa kotak kue tart dan tas yang berisi kado.
Bunyi klakson mobil yang pasti adalah milik Aldo membuatku cepat cepat memakai higheels yang berwarna mauve.
Aku segera keluar dari kontrakan. Kulihat Aldo berdiri menyandar disamping pintu mobilnya. Sialan, tampan sekali dirinya memakai setelan jas formal berwarna hitam dengan celana kain berwarna senada.
Tangan yang awalnya berada dalam saku celana tiba tiba melambai ke arahku. Aku mengangguk dan segera berjalan mendekatinya.
"U look so fuckin perfect." ucapan Aldo membuat pipiku merona merah. Bahkan kurasa warnanya sangat sangat pigmented.
"Gombal teross, nih kadonya taruhin dikursi belakang dong." pintaku padanya. Aldo segera menuruti permintaanku.
Aku yang akan membuka pintu mobil kaget karena Aldo yang dengan cekatan segera membukakan pintu mobilnya untukku.
Gentle huh?
"Silahkan masuk tante.." aku tertawa mendengar candaannya.
"Iya. Makasih ya om."
Setelah itu kami berdua duduk dengan nyaman, Aldo segera melajukan mobilnya dengan kecepatan rata rata.
"Ada siapa aja disana Do?" ucapku mengawali pembicaraan.
"Masih ada papa, mas Handa sekeluarga sama Randy aja."
"Persiapannya gimana?"
"Udah siap semua."
Lalu kami sama sama terdiam.
"Ntar kita masuk setelah mama ya."
Aku mengangguk mengiyakannya, "Kenapa ga bareng?"
Ia mencebik, "Namanya juga surprise Gab. Gue bilang ke mama kalo gabisa dateng kemaren."
"Trus respon tante gimana?"
Kulihat senyuman mulai terbit diujung bibirnya, "Marah. Gue dibilang anak durhaka."
"Ada ya anak dibilang durhaka malah seneng."
Aldo terbahak, "Bukan gara gara itunya, tapi gue suka aja ngusilin mama."
Aku ikutan tersenyum mendengar penuturannya.
Saat sampai pada parkiran restoran edelwais, tiba tiba ponsel Aldo berbunyi. Ternyata ada panggilan telepon, ia segera mengangkatnya.
"Halo? Kenapa Ran?"
"....."
"Oh iya iya, ini uda diparkiran."
"....."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stingray Affliction
Teen FictionFyi; sedang ditake down karena perbaikan. Soon akan dipublish ulang. "Kenapa baru sekarang?" Bukan perkara mudah bagi Gaby untuk terus bersama Aldo yang lelaki itu sendiri bahkan tidak tau hatinya untuk siapa.