ketigapuluh

1.7K 98 8
                                    

"A-aku naik gojek aja!" sergahku cepat. Gila aja mau dianter sama Aldo.

Randy dan Aldo saling melihatku dengan dahi yang berlipat lipat. Seperti keheranan dengan kalimatku.

"Kan kaga bawa hape mba?" pertanyaan Randy membuatku mulai mengingat ingat, oh iya.. Kan aku tidak membawa benda elektronik itu karena meninggalkannya dikontrakan supaya baterainya dapat terisi penuh.

"Yah iya ya kelupaan." ujarku lemas.

Tiba tiba, entah bagaimana bisa saat ini Aldo sudah mengamit telapak tanganku agar bisa bersatu dengan miliknya.

Aku memekik secara tidak sengaja dan merasa wajahku mulai memanas.

"Udah ayo, gue aja yang anter."

Tanpa sadar diri ini mengangguk, yah tolol.

"Lo naek motor apa mobil Do?" tanya Randy pada abangnya.

Abang bgt emg.

"Motor. Gue jalan dulu ya." pamit Aldo.

"Oke, hati hati ya bawa ceweknya."

Mataku yang masih melihat gerak gerik Aldo seketika membelalak, sebab saat Randy mengatakan kata bawa ceweknya, Aldo malah mengeluarkan evil smirk nya.

Ya allah kudu nyebut.

"Yuk gue anter."me

Yuk yuk~~

Ingin sekali membalas ucapannya, namun perlu diingat aku tidak boleh terlalu agresif dulu untuk saat ini.

Mari mulai menjalankan misi dimana akan membuat Aldo bertekuk lutut kemudian memohon padaku untuk kembali ke sisinya.

"Kenapa nyengar nyengir?"

Senyumanku tadi luntur, sialan Aldo.

¶¶

Dijalan. Kalian pasti berfikir bila kami akan canggung kan?

Perkiraan itu salah teman teman.

Diriku yang tadi ini sudah memantapkan diri untuk tidak lembek atau pun mudah terayu ini malah melanggar janji pada diri sendiri.

Sialan.

Bagaimana bisa saat ini aku malah memukuli punggungnya karena serentetan jokes receh yang terlontar begitu saja dari mulut bejatnya.

Maafkan aku ya aku :')

"Diem lah. Nyetir yang bener!" aku mencoba tegas padanya.

Dari pantulan kaca spion aku bisa melihat dirinya yang sedang terkekeh.

"Gabisa diem kalo sama lo."

Yaudah iya. Ngomong sama tangan aku aja nih.

Aku ingin sekali menampilkan wajah garang saat ia mulai merayuku lagi, tapi apa daya ku tak kuasa alias aku malah salah tingkah sendiri. Ah kodok emang.

Tak lama kemudian ternyata motornya telah sampai didepan kontrakanku. Aku cepat cepat turun dari motornya,

"Makasih ya." aku mengucap dengan terpaksa, masih tau diri untuk berterimakasih pada seseorang yang telah membantuku.

"Iya." Aldo diam diam mencuri pandang padaku, lalu menggaruk garuk kepalanya saat mataku tak sengaja bersibobok dengan miliknya.

Ia berdehem seperti mencoba mencairkan suasana. "Besok dateng kan?"

"Dateng kemana?" tanyaku pura pura tidak tau padahal tau. Yhaa~

"Lapangan univ, gue ntar ngisi acara. Ngeband sama anak anak. Dateng lah, kalo beruntung bisa dapet doorprise sepeda motor loh."

Stingray Affliction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang