Sudah dua hari setelah kejadian dimana Tita datang ke acara ulang tahun tante Fati, Aldo semakin gencar untuk bertemu denganku.
Bagaimana denganku?
Karena aku ini mudah luluh dengan segala kalimat kalimat manis yang Aldo lontarkan, maka aku memutuskan untuk memaafkannya.
Aldo senang tentu saja, bahkan ia sekarang berubah jadi lebih manja. Entah apa maksudnya.
Kami berdua, aku dan Aldo saat ini sedang menonton televisi dan memakan ice cream dikontrakanku.
"Gab, ayo lagi." ucapan Aldo membuatku menyendok sesuap ice cream berperisa salted caramel lalu menyuapkannya ke dalam mulut cowok itu.
"Enak gak?" tanyaku.
Anggukan Aldo membuatku menyunggingkan senyum dan menatap televisi lagi. Saat sedang fokus melihat adegan kejar kejaran, Aldo mengambil sendok dalam peganganku.
Mengambil ice cream, lalu tanpa aba aba mengarahkan sendok itu ke mulutku. "Aaaa.." aku melengkungkan bibirku keatas kemudian membuka mulut menerima suapannya.
Aku memejamkan mata sebab merasa bila dessert ini terasa sangat nikmat dimakan saat berduaan.
"Huaaa enak banget gils."
Satu sudut dibibir Aldo naik, ia lalu menjilat sisa ice cream yang ada disendok.
Aldo ikut memejamkan matanya, "Ahh enak banget emang."
Anjir.
Kenapa.harus.se'seksi.itu.sialan.
Aku masih menganga karena kelakuan si brengsek Aldo. Kemudian saat lelaki itu mulai membuka mata..
Aku melihat senyumannya makin memgembang dan matanya mengerling nakal.
Bajingan.
"Adek mending tutup matanya dong kalo liat adegan 18+++ Tuh jadi mupeng kan.."
Aku memutar bola mataku, "Goblok. Gue cium juga ntar lo." tantangku penuh keberanian.
Ia tersenyum nakal, alisnya naik, "Emang berani heh?"
Oh butuh pembuktian?
Aku segera merapatkan diri padanya dan tanpa pikir panjang segera mengecup sudut bibirnya dengan cepat. Aldo langsung membelalakkan matanya selama beberapa detik. Aku menyeringai, rasakan itu malih.
Jangan macam macam kamu ya sama aku nguahahaha.
"Astagfirllah.. lo kok zina'in gue sih?!" ucap Aldo dengan nada lebay membuatku terbahak.
"Makanya jangan ngeremehin gue."
"Hm lo ternyata cukup agresif ya, tapi.."
Perkataan Aldo yang menggantung membuatku penasaran. Sontak aku mengerutkan dahiku.
"Masih amatiran. Kurang sensasinya tuh, mau diajarin cara yang benernya gak?"
Aku langsung memukul lengannya dengan kencang.
"Anjing! Sakit woy!"
Aku menatapnya bengis, dadaku naik turun akibat pernafasan yang ritmenya tidak terkendali.
"Gue gilas ya ntar lo kalo macem macem!"
"Ya lo duluan kambing yang nyium gue!"
"Ya elu ngeremehin gue sih!"
"Kan elu yang nawarin mau nyium gue!"
Kami berdua menatap satu sama lain dengan pandangan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stingray Affliction
Teen FictionFyi; sedang ditake down karena perbaikan. Soon akan dipublish ulang. "Kenapa baru sekarang?" Bukan perkara mudah bagi Gaby untuk terus bersama Aldo yang lelaki itu sendiri bahkan tidak tau hatinya untuk siapa.