Sebelum terjadi perang Indonesia membangun sebuah pulau buatan di sebelah barat pulau Kalimantan. Proyek Triliunan ini adalah sebagai sebuah pulau industri yang menjadikan Indonesia sebagai negara yang maju di bidang industri dan teknologi. Industri negara-negara di Asia Tenggara mengalami kemajuan yang sangat pesat hingga Indonesia pun kemudian menunjukkan taringnya sebagai Macan Asia. Robot-robot pun dibuat dengan kecerdasan buatan hingga mereka bisa berpikir untuk mencari cara menghidupkan energi di pulau buatan ini. Pabrik-pabrik yang ada di pulau ini beragam, mulai dari pembuatan besi serta mesin dan alat-alat elektronika. Namun setelah projek ini berjalan sekitar tiga tahun, Indonesia terjadi perang saudara kemudian disambung dengan perang dunia yang tidak ada habisnya. Puncaknya ketika Jakarta dijatuhi bom nuklir yang membuat seluruh perekonomian di negeri ini terhenti. Peperangan memuncak lagi dengan dijatuhkannya empat bom nuklir lainnya. Total aktivitas di pulau Jawa lumpuh. Jutaan korban berjatuhan dan sisanya bertahan untuk tidak mengungsi. Mereka dalam kegelapan total, tak ada listrik, hingga semuanya kembali ke zaman kegelapan tanpa energi penggerak itu. Ketika bumi kian mengering, kilang minyak menjadi harta yang tak ternilai, air menjadi kebutuhan primer. Sumur-sumur air dijaga dan diperebutkan.
Keesokan paginya Langit mengunjungi lagi Pulau Epsilon. Dia juga sebenarnya tak tahu apa yang ingin dicari di pulau ini. Namun ia yakin pasti akan mendapatkan banyak sesuatu yang berharga. Barang-barang rongsokan ada di mana-mana. Kabel, besi, mobil-mobil bekas yang mangkrak selama puluhan tahun serta yang membuat Langit takjub adalah sebuah pesawat helikopter yang tidak terawat. Entah apakah kendaraan itu masih berfungsi atau tidak.
Berada di pulau ini dan menjelajahinya merupakan kesenangan tersendiri bagi Langit. Ia memang serba ingin tahu. Ia bertanya banyak hal kepada dirinya sendiri. Sampai-sampai Jundi keheranan melihat tingkah laku Langit. Pulau yang luas ini satu per satu bagiannya dikunjungi oleh Langit. Dia mengumpulkan barang-barang yang dibutuhkan, kemudian mulai membuat tempat kerjanya sendiri.
"Keberatan kalau aku tinggal di pulau ini sementara waktu?" tanya Langit.
"Hmm?? Memangnya apa yang ingin kau lakukan?" tanya Jundi balik. Tentu saja ia tak mengira kalau Langit seserius ini. "Aku harus bilang kepada Raphael tentang hal ini. Ia harus tahu kemana kau pergi."
"Oh, begitu. Kenapa? Aku tak pernah bilang kalau aku harus menuruti kalian bukan?"
"Memang benar, tapi aku ditugaskan untuk menjagamu. Maka tak selayaknya aku berdiam diri begitu saja membiarkanmu di sini," jelas Jundi.
Langit mendengus. "Baiklah, tapi sebelum itu kamu bisa membantuku untuk membenahi tempat ini bukan? Kita akan bicarakan masalah ini lagi nanti."
Jundi mengangguk. "Itu lebih baik."
Keinginan Langit untuk bisa tinggal di Pulau Epsilon pun mendapatkan perhatian khusus dari Raphael. Tentu saja hal itu membuatnya curiga dengan keberadaan Langit bersama komunitas mereka. Sebenarnya apa yang diinginkan oleh anak itu? Bermain-main? Memang wajar kalau seorang anak kecil bermain-main, hanya saja mainan yang dimainkan oleh Langit tidak biasa. Gauntletnya bisa membuat seseorang tewas dengan sekali pukul. Dan itu bukan mainan anak kecil. Kalau misalnya Langit ingin bermain-main lagi untuk membuat sesuatu semisal Gauntlet maka Raphael harus yakin bahwa hal itu tidak membahayakan orang lain.
Malam itu pun diadakan rapat untuk membahas hal tersebut. Raphael, Bishop, Jundi dan beberapa petinggi komunitas berkumpul. Mereka juga mengikut sertakan Langit dalam rapat tersebut. Keberadaan Langit memang menjadi tanda tanya besar. Bagi sebagian orang Langit memang anak yang menyenangkan, ramah dan selalu bersikap baik kepada semua orang. Sebagian lain masih menjaga jarak terhadap anak asing ini. Sebab tidak setiap orang tahu bagaimana Langit bisa sampai ke tempat mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/77738865-288-k134574.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap-sayap Langit #wattys2016 [Complete]
FantasyCerita untuk wattys2016. Langit tak pernah meminta dia dilahirkan dengan sepasang sayap di punggungnya. Namun sayapnya berbentuk aneh, sayap sebelah kanan seperti sayap seekor angsa, sayap sebelah kiri seperti sayap seekor kelelawar. Dia selalu me...