33 | Koalisi

2.2K 150 7
                                    


Berita tentang ultimatum itu sudah didengar oleh seluruh dunia, tak terkecuali Sarah. Ketika melihat siaran langsung itu Sarah segera berlari pulang ke rumahnya. Satu-satunya yang ia pikirkan adalah Langit. Sekarang Langit menjadi terkenal di seluruh dunia karena hal itu. Orang-orang di desanya juga tak pernah mengira bahwa Langit sekarang menjadi perhatian dunia. Bocah yang dulunya dikucilkan sekarang sedang menjadi penentu nasib dunia dalam keadaan damai atau perang.

Ketika sampai di rumahnya, Sarah segera kembali ke kamarnya. Dia kembali membuka kotak penyimpanan yang selama ini ia sembunyikan. Kembali Sarah mengaktifkan alat komunikasinya. Wajah Odel pun terlihat di layar hologram.

"Sudah dimulai," ucap Sarah. "Kalian siap?"

"Full Frontal, kami siap," ucap Odel.

"Berapa menit untuk sampai di sini?" tanya Sarah sambil melepas pakaian yang ia kenakan ketika menjadi buruh tani. Dia mengambil pakaian yang selama ini tidak dipakainya lagi, sebuah baju yang membuatnya dikenal sebagai seorang Mercenary. Odel memalingkan wajahnya untuk tidak melihat apa yang dilakukan oleh Sarah.

"Kurang lebih sepuluh menit. Itu kalau koordinat yang kau berikan benar," jawab Odel.

"Itu cukup. Ada kabar yang lain?" tanya Sarah.

"Oh iya. Kamu mungkin suka akan kabar ini," jawab Odel.

"Apa?"

"Rendi masih hidup. Si Kolonel masih hidup dan dia berada di Turki," jawab Odel.

Sarah menghentikan aktivitasnya. Nama itu sudah tidak pernah dia dengar lagi selama ini, tapi kali ini dia benar-benar terkejut. Segera Sarah menyelesaikan acara memakai bajunya. Dia memakai baju lengan panjang ketat dan sebuah rompi, kemudian dia memakai sebuah sepatu bot yang sepertinya sangat berat. Berbagai peralatan tempur seperti senapan, pistol dan puluhan pisau terbang ada di baju yang ia kenakan sekarang. Sarah merasa tak keberatan dengan itu semua.

"Kau yakin 100 persen?" tanya Sarah.

"Dia sendiri yang menghubungiku dengan kode rahasia Flying Knife," jelas Odel. "Itu satu-satunya kode yang dia punyai ketika masih bersama kita. Selama ini dia ternyata di Turki, aku sendiri yang mendapatkan pesan hari ini kagetnya bukan main. Ternyata dia selamat selama ini sementara kita mengira dia sudah mati."

"Dia di Turki? Kenapa dia tidak menghubungiku?"

"Mungkin... dia mengira kau sudah mati," jawab Odel. "Bagaimana dia tidak berpikir seperti itu, kampung halamannya saja jadi debu, kau sendiri mengasingkan diri menjadi petani. Seorang mercenary legendaris menjadi petani! Bayangkan itu!"

Sarah menggertakkan giginya. Dia menghantam lemarinya dengan tendangan berputar hingga hancur. Odel yang melihat itu menutup matanya. Sarah sekarang dalam kondisi yang tidak bagus.

"Kenapa dia tidak menghubungiku langsung tapi malah menghubungimu? Itu namanya pengecut," ujar Sarah.

"Kau tahu sifat pria yang suka basa-basi. Mereka tak mungkin yang selama ini dikatakan mati, bangkit dari kubur kemudian 'say hi' kepadamu begitu saja. Itu akan membuat jantungmu copot. Ia tahu hal itu," jelas Odel. "Aku sendiri juga begitu ketika lama tak bertemu mantan kekasih kemudian 'say hi'. Yang ada aku jadi korban penganiayaan."

"Aku bisa menghubunginya?"

"Negatif. Transmisi yang ia kirimkan kepada kami adalah radio gelombang pendek. Itupun memakai morse, sesuatu yang sudah berabad-abad tidak dipakai lagi."

"Satelit. PBB sedang melakukan jamming di negara Turki. Artinya semua komunikasi keluar dan ke dalam tidak akan bisa dilakukan kecuali dengan radio gelombang pendek. Dia cerdik, seperti biasa," Sarah memuji Kolonel Rendi.

Sayap-sayap Langit #wattys2016 [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang