37 | Pertempuran Keputus Asaan

2.2K 171 1
                                    


Erika memanggil awan hitam sekali lagi. Sementara itu Leneth menyerang Alexis dengan panah-panah besinya. Alexis bisa menghindari panah itu dengan mudah seperti ia tahu persis di mana posisi panah itu akan mengenai tubuhnya. Gardha menembakkan serangan es ke arah Alexis, tetapi dengan mudah Alexis menepis semburan es dari sayap Gardha dengan api besar yang bisa keluar dari kepakan sayapnya. Sebelum api itu mengenai teman-temannya Zerka mengeluarkan kemampuan pelindungnya. Api itu tidak bisa membakar ketiga temannya dan juga dirinya. Terakhir Erika menyerang Alexis dengan petir-petir yang turun dari langit. Seraphim bersayap enam ini bisa dengan mudah menghindari serangan-serangan Erika.

"Dia kuat sekali," gerutu Leneth.

"Esku tidak mempan kepadanya," ucap Zerka.

"Petirku tak bisa mengenainya. Dia kuat," ucap Erika. Dia mulai khawatir dengan kekuatan musuhnya sekarang.

"Jangan takut. Kita maju saja. Kita sudah bersiap untuk mati dalam perang ini bukan? Kalau begitu ayo kita segera bergerak!" ajak Gardha.

Bishop yang mendengar ada suara guntur menggelegar disertai petir yang menyambar terkejut. Siapa yang punya kemampuan mengendalikan cuaca lagi? Bukankah tadi dia sudah mengalahkan Erika? Lalu siapa lagi yang punya? Penasaran dia pun segera mengubah haluan terbangnya menuju ke arah pertempuran antara Alexis dan kelompok Seraphim tertingggi.

Dari kejauhan ia bisa melihat Alexis sedang diserang oleh keempat Seraphim tersebut. Bishop tak habis pikir, bagaimana dua orang yang sudah ia kalahkan masih bisa bertarung? Karena murka dia pun mengendalikan lagi awan di langit. Dia lalu menaikkan kedua lengannya ke atas berusaha untuk mengambil petir yang ada di dalam awan.

Erika menoleh ke arah Bishop. "Awas!" serunya.

Ketiga temannya segera menghindar menjauh di saat Bishop menurunkan petir ke arah mereka. Erika tak akan lengah lagi kali ini, dia juga mengeluarkan petir yang kekuatannya hampir sama lalu menghantamkan ke arah petir yang akan mengenai mereka. Ledakan dan pijaran listrik luar biasa tak bisa terelakkan lagi. Lengan Bishop sekarang terlihat seperti pijaran listrik. Seluruh energi listrik terkumpul di lengan Bishop, lalu ia melemparkan kumpulan energi listrik itu ke arah Erika. Dengan gesit Erika menghindar.

Kini pertempuran terpecah, Alexis menghadapi tiga orang Seraphim, sedangkan Bishop menghadapi Erika. Bishop kemudian mulai mendesak Erika. Dia terus-terusan mengirimkan kilatan-kilatan listrik ke arah Erika. Petir menyambar lagi, tapi kali ini ditangkap oleh Bishop dengan kedua tangannya setelah itu dia lepaskan energinya kepada Erika. Erika juga tak tinggal diam. Dia melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Bishop. Kini keduanya saling melempar petir tanpa takut energi jutaan volt itu akan menghanguskan tubuh mereka.

"Bagaimana kau bisa pulih setelah mendapatkan seranganku?" tanya Bishop. "Itu sangat tidak masuk akal."

"Bukankah dunia ini sudah banyak hal yang tidak masuk akal? Kau tak perlu merasa heran dengan semua ini," jawab Erika. "Aku tak pernah menyangka kau juga punya kekuatan yang sama denganku."

"Aku juga begitu. Jadi kita seimbang sekarang, aku jadi ingin tahu seberapa besar kau bisa bertahan dari kekuatanku," ujar Bishop.

"Ayo, aku tak mau berlama-lama berbicara denganmu, karena putriku sedang menungguku," kata Erika.

Bishop menggerak-gerakkan tangannya. Langit kembali menjadi mendung. Erika melakukan hal yang sama. Tapi kali ini sepertinya ada perbedaan. Mendung pekat tiba-tiba saja sudah menutupi langit yang ada di atas mereka. Gelap dan gelap lebih gelap. Suasana sekarang seperti malam hari tanpa ada cahaya matahari yang bisa melewati kumpulan awan itu. Tak lama kemudian hujan pun turun dengan derasnya disertai petir yang menyambar-nyambar.

Sayap-sayap Langit #wattys2016 [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang