"Pertempuran terakhir ini seharusnya bisa dihentikan oleh Alexis. Aku terlalu banyak berharap kepadanya. Aku tak pernah menyangka Langit lebih dewasa daripada Alexis meskipun usia mereka terpaut jauh. Melihat dunia hancur berkeping-keping seperti ini membuatku terkadang tak tahu harus bagaimana lagi. Harapan hanya tinggal diserahkan kepada bocah yang bahkan ia sendiri tak bisa membunuh Alexis. Padahal untuk bisa membuat dunia ini damai Langit harus membunuhnya. Ah, kurasa dia tidak akan mampu. Rasa sayang yang ada di dalam diri Langit lebih besar dari perasaan untuk membunuhnya. Pertempuran ini akan berakhir kalau aku dipanggil oleh Langit. Sebentar lagi dia akan memanggilku. Bocah yang baik. Kau akan bisa memimpin dunia kelak, tapi Alexis tidak akan hidup di dunia ini lagi. Dia sudah berbuat yang sungguh tidak bisa dimaafkan."
* * *
Saat dunia berakhir semuanya musnah. Hanya tinggal kegelapan yang abadi. Dalam pikiran Alexis sudah dipenuhi ambisi untuk menghancurkan dunia tempat ia tinggal. Dia sudah tidak peduli lagi dengan kondisi alam beserta manusia yang berada di dalamnya. Ia sudah tidak peduli lagi dengan cerita Claire yang ingin ia selesaikan. Dia hanya ingin bagaimana bisa menghabisi nyawa Langit. Memang ini pertempuran gila dimana semua orang hanya bisa menonton bagaimana akhirnya nanti.
"Kau tak akan bisa melawanku dengan kekuatan Antithesismu tapi aku bisa melakukan apapun dengan Antithesismu terhadap orang-orang yang ingin kau lindungi. Bagaimana kalau kita bersama-sama menyaksikan akhir dari dunia ini?" ujar Alexis.
"Kau gila! Kau sadar apa yang sudah kau lakukan?" tanya Langit. "Kau tidak saja ingin membunuhku tapi membunuh semua orang?"
Peperangan telah terhenti ketika semuanya melihat apa yang terjadi. Angin mulai bertiup kencang, gempa bumi terjadi, bulan mendekat. Semuanya bergetar hebat. Saat bulan makin lama terlihat makin besar Langit tahu bahwa akan terjadi bencana hebat yang tak bisa dihindari lagi. Langit akan mengeluarkan kekuatannya lagi, tapi kali ini ia tahu kalau misalnya Alexis masih tetap mengganggunya lagi percuma. Maka dari itu mau tak mau ia harus melumpuhkan Alexis agar tidak sampai mengganggu dia dalam mengembalikan keadaan bumi yang sudah diporak-porandakan Alexis.
Langit kemudian segera mengepakkan sayapnya menyerang Alexis. Sekarang sayapnya terasa berat. Pengaruh gravitasi bulan membuat navigasi sayapnya menjadi kacau. Gauntletnya telah dia aktifkan untuk kekuatan penuh. Langit kemudian menghantam wajah Alexis. Alexis yang belum siap menerima serangan terlempar jauh. Langit tak menghentikan serangannya dia mengejar Alexis. Tubuh Alexis menghantam dinding benteng hingga tembus ke sisi benteng yang lain. Seraphim bersayap enam ini segera bangkit untuk berdiri menghadapi Langit. Dengan gusar ia pun mengepakkan sayapnya untuk pergi ke tempat Langit.
Belum sempat Alexis pergi jauh Langit sudah ada di depannya. Kali ini Langit menggenggam lengan Alexis kemudian melemparkan Alexis ke bumi. Tubuh Alexis terbang seperti mainan. Tapi ternyata Langit tidak membiarkan lawannya begitu saja, dia terus mengejar Alexis kali ini dia meraih kepala Alexis dan menjambak rambutnya. Alexis pun dibawa terbang menuju ke atas. Sepertinya kepakan sayap Langit mulai berat karena pengaruh gravitasi yang sudah tidak normal lagi akibat kedatangan bulan yang semakin dekat.
"Kau lihat ulahmu? Bahkan kalau saja ada Claire di sini apa kau mau melakukan ini semua? Bagaimana kalau Claire melihatmu seperti ini?" tanya Langit sambil mengarahkan wajah Alexis ke bulan.
"Kau yang mengacaukan semuanya, seharusnya cerita Claire bisa selesai," ucap Alexis.
"Bukan! Kau tidak menjawab pertanyaanku!"
"Semuanya karena kau!" Alexis tetap pada pendiriannya.
"Aku perlu berapa kali menghajarmu lagi agar kau sadar?" tanya Langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap-sayap Langit #wattys2016 [Complete]
FantasyCerita untuk wattys2016. Langit tak pernah meminta dia dilahirkan dengan sepasang sayap di punggungnya. Namun sayapnya berbentuk aneh, sayap sebelah kanan seperti sayap seekor angsa, sayap sebelah kiri seperti sayap seekor kelelawar. Dia selalu me...