from author:
Terima kasih telah menyimak Sayap-Sayap Langit sampai bab 30. Satu bab lagi tentang Alexis dan kita akan kembali kepada cerita Langit. Saya makin bersemangat menulis karena ternyata saya mendapatkan hal baru setiap hari ketika menulis cerita. Saya tahu sebuah cerita hanya akan menjadi cerita biasa kalau kita tidak memberikan pesan di dalamnya. Di dalam cerita ini saya telah memberikan sebuah pesan berharga kepada para pembaca. Kalau Anda benar-benar membacanya maka akan tahu maksud yang tersirat dari cerita yang saya tulis ini.
Mungkin memang ada yang berkata "persetan dengan pesan moral" tapi kalau cerita Anda tidak mempunyai nilai lalu apa gunanya Anda menulis. Saya mencoba sebaik-baiknya untuk bisa menulis yang mana bisa memberi manfaat untuk orang lain. Saya mohon maaf atas keterlambatan Sayap-Sayap Langit karena memang saya masih sibuk di dunia nyata. Saya tak tahu apakah cerita ini nantinya akan diterbitkan atau tidak, tapi saya sangat berharap bisa. Atau mungkin ada yang mau menggambarnya untuk webtoon, saya malah senang sekali. Hehehe...
by the way, mohon maaf untuk beberapa penulisan yang masih belum saya perbaiki, tapi saya berjanji akan mengevaluasi ulang dari bab 1 setelah cerita ini selesai. Untuk sekarang, silakan simak bab 30 Kedukaan yang Mendalam.
ooo
"Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: 'dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan'. Tanpa itu semua maka kita tidak lebih dari benda. Berbahagialah orang yang masih mempunyai rasa cinta, yang belum sampai kehilangan benda yang paling bernilai itu. Kalau kita telah kehilangan itu maka absurdlah hidup kita"
― Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
~o~
Sebenarnya Alexis bisa saja menceritakan apa yang terjadi kepada kedua orangtuanya. Dia hanya berkata kedua orangtuanya tidak mati karena kecelakaan tapi dibunuh. Alexis bisa melakukan itu, tapi ia masih punya pendirian kokoh untuk tidak melakukannya. Selama ini kekuatannya terbesar belum pernah ia keluarkan. Dia masih menyimpannya entah sampai kapan.
Melihat kedua orangtua yang sangat dicintainya terbujur kaku tanpa bisa menyapanya lagi membuat ia bersedih. Butuh satu jam untuknya berada di dalam kamar mayat itu. Dia menangis di hadapan mayat kedua orangtuanya. Bahkan berkali-kali ia berkata "Kalian berdua masih hidup" kepada kedua mayat tersebut, tapi tak ada respon dan reaksi. Dia tahu bahwa apa yang sudah mati tak bisa hidup lagi. Dr. Michael juga sudah mengingatkannya bahwa kekuatannya terbatas untuk itu. Dia bisa mencabut nyawa orang lain terkecuali sang pemilik kekuatan Antithesis dan ia tak bisa menghidupkan orang yang sudah mati.
Rasa kehilangan yang sangat mendalam itu pun membuat Alexis bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. Kenapa harus kedua orangtuanya. Kenapa tidak dia sendiri saja yang diambil nyawanya?
Ponselnya pun berdering. Agak lama bagi Alexis untuk bisa mengangkat ponselnya sendiri. Dia masih teringat bagaimana polisi memintanya untuk mengidentifikasi mayat kedua orangtuanya sendiri. Ketika selimut dibuka, sudah terlihat dengan jelas wajah kedua orangtuanya. Dia mengenali siapa ayah dan ibunya. Alexis perlahan-lahan melihat layar dan membaca nomor yang masuk. Claire menghubunginya. Alexis mencoba untuk tidak bersedih, masih ada Claire di dunia ini.
"Halo?" sapa Alexis dengan suara parau.
"Al, ada apa?" tanya Claire. "Kau baik-baik saja, suaramu parau."
"Ehm... ehm... aku baik-baik saja koq. Tak apa-apa. Kenapa?" tanya Alexis sambil membersihkan tenggorokannya.
"Kau sudah lama sekali perginya, aku khawatir kepadamu. Terlebih ranselmu masih ada di kamar," jawab Claire.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap-sayap Langit #wattys2016 [Complete]
FantasíaCerita untuk wattys2016. Langit tak pernah meminta dia dilahirkan dengan sepasang sayap di punggungnya. Namun sayapnya berbentuk aneh, sayap sebelah kanan seperti sayap seekor angsa, sayap sebelah kiri seperti sayap seekor kelelawar. Dia selalu me...