Let's Fight Ghost - 19

423 26 1
                                    

Stefan kemudian berkata kalau materinya tertinggal di kantor.

Dia berbalik untuk
mengambilnya, tapi anehnya Stefan berjalan menghindari Sandra yang seharusnya dia
tabrak karena Sandra berdiri tepat disampingnya.

Sandra heran dibuatnya.

Saat pelajaran berlangsung, Stefan menjelaskan dengan lancar seperti biasanya.

Sandra memperhatikan Stefan dengan seksama. Dia masih menaruh kecurigaan
padanya.

“Aku pikir profesor tadi menghindariku.” Ucapnya pada Sandra.

“Kau jangan bercanda..” Alex mengabaikan.

Sandra kembali memperhatikan Stefan, apa aku salah lihat?

Setelah kelas selesai, Alex kembali mengecek ponselnya yang belum menerima balasan dari senior Ghoshnet.

“Siapa? Ah, si comedic dua? Mereka terlihat tak punya uang. Aku pikir mereka tak akan membayarmu.” Ejek Alex.

Alex mencoba menghubungi mereka dan tak mendapat
jawaban.

Keduanya datang ke tempat Ghoshnet dan ruangan mereka sudah disegel. Sandra makin yakin kalau mereka berdua sudah kabur.

“Bagaimana bisa kau bicara seperti itu sekarang? Kalau aku tak mendapat bayaran,
itu artinya kau juga tak membayar hutangmu.” Kesal Alex.

Sandra baru sadar, dia jadi ikutan kesal dan menyuruh Alex menghubungi mereka.

“Apa?! Berani – beraninya mereka membawa kabur uang kita? Telfon mereka lagi! Cepat!” kesal Sandra.

****

Saga dan Adrean duduk menyedihkan di jalan sambil menatap tagihan mereka sebesar 892 ribu.

Tak lama kemudian ponsel Saga berbunyi, ada panggilan dari Alex tapi mereka abaikan.

Adrean merebut ponsel Saga dan mencoba melemparnya tapi Saga menahan dengan segera.

“892 ribu won.. bagaimana kita bisa mendapatkan uang itu? Huh? Aku sudah punya
waktu yang sulit hanya dengan sewa kamera. Dan aku tak bisa menelfon orang tuaku begitu saja. Kau tak punya apapun?” keluh Saga.

Adrean mengaku kalau dia tak punya apapun. Saga menyuruhnya untuk menelfon siapa saja yang bisa ia pinjami uang.  Mereka tak mungkin bisa hanya duduk tanpa melakukan apapun.

Adrean menyanggupi dan dia akan menelfon seseorang.
Ponsel Saga berbunyi dan saat dia mengangkatnya, ternyata itu suara Adrean.

Wkwkwk.

Adrean mengaku kalau Saga
adalah satu – satunya yang dia punya dan hanya Saga lah teman baiknya.

Mereka berdua hanya bisa menghela nafas panjang.

****

Chandra menemui mahasiswi yang kemaren kucingnya mati dengan mengenaskan.

Dia tampaknya tak masuk kelas dan Chandra menemuinya. Stefan bertanya kenapa dia tak masuk kelas?

“Aku punya urusan yang harus aku tangani. Kenapa kau memanggilku?” Jawabnya gadis itu, dia bernama Sora.

Chandra mengambil materi yang ada di tasnya, dia berkata kalau mereka
mendapatkan tugas yang harus dikerjakan.

Stefan keluar dari kelas, Sora terkejut melihat kehadiran Stefan dari kejauhan. Dia pun mengingat kejadian pembunuhan kucingnya.

KILAS BALIK

Sora tengah mencari kucingnya, “Nabi~ Nabi~~”

Sora mendengar kucingnya yang mengeong, tapi dia terkejut saat melihat ada
Stefan disana.

Reflek Sora bersembunyi
dan Stefan celingukan sambil membelai Nabi.

Melihat tak ada siapa – siapa, Stefan mengangkat kucingnya dan mulai mencekik kucing itu tanpa ampun.

Kucingnya terus menggeram dan Sora memperhatikan aksi mengerikan Stefan dalam diam.

Stefan seolah menikmati sensasi membunuh kucing itu bahkan dia tersenyum mengerikan saat kucing itu sudah tak lagi bergerak.

Stefan pergi meninggalkan kucing tersebut dan
menjatuhkan pulpen yang dia gunakan untuk menyiksa kucing malang tadi.

Sora syok dan menutup mulutnya kuat – kuat. Dia menangis ketakutan.

KILAS BALIK BERAKHIR

Raut wajah Sora berubah marah. Dia langsung pergi meninggalkan Chandra dan
tanpa sengaja dia menjatuhkan pulpen yang
digunakan Stefan untuk membunuh kucing.

Chandra memanggil Sora tapi Sora mengabaikannya. Chandra melihat pulpen yang
terjatuh lalu memungutnya. Tertulis nama Stefan disana,

“Ini milik Prof Stefan.”

****

Sandra menghampiri Alex yang duduk di bangku taman, dia menanyakan lauk makan
siangnya hari ini.

Alex heran dengan Sandra hanya bisa memikirkan makanan. Dia menunjukkan setumpuk buku untuk Sandra. Ini yang harus dia lakukan siang ini.

“Apa ini?”

“Aku akan mulai mengajarmu. Aku ingin tahu
berapa kemampuanmu dan akan membuat rencana untuk mengajarimu. Aku akan memberimu waktu satu jam.”

Sandra beralasan kalau dia sedang sakit kepala. Alex bertanya apakah Sandra ini
punya niatan untuk bisa istirahat dengan tenang.

Sandra paham tapi bukan sekarang waktunya.

“Baiklah, satu jam dari sekarang.”

Alex melihat jam nya. Sandra mencoba memohon tapi Alex sudah memulai hitungan
waktunya.

Sandra mengerjakan malas pada awalnya tapi lama – lama dia menikmatinya juga. Sambil bercanda kemudian dia mulai mengerjakannya
dengan serius.

“Bagaimana dengan nomor empat?” tanyanya.

Alex menggeleng.

“Kalau nomor dua?”

Alex menggeleng lagi.

Alex berniat mengambil hasil tes Sandra, kalau memang dia
tak tahu dilewati saja.

Sandra menolak karena dia akan mengerjakan semuanya.
Alex tersenyum dan menepuk puncak kepala Sandra.

^^Gomawo^^

Let's Fight GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang