Let's Fight Ghost - 39

358 18 0
                                    

Stefan menutup laci yang terbuka kemudian berbalik menatap tajam ke arah manik mata Vika.

Jelas Vika tersentak, "Kau bisa melihatku?"

Vika memundurkan tubuhnya sampai tersudut dan Stefan pun mencengkeram lehernya,

"Apa saja yang sudah kau lihat?"

“Sandra”

“Aku tahu.” Ucap Stefan dengan senyum setannya.

Rupanya Stefan ini sebelumnya sudah melihat Vika yang tengah bergelayut
manja ditubuh pria lalu menyapa Sandra.

Stefan semakin kuat mencengkeram leher Vika,

"Ja..jangan menyalah.. kan.. ku.."

suara Vika tercekat akibat cekikan Hye Sung semakin
kuat.

Saat itu pula tampak asap hitam muncul disekitar tubuh Stefan. Arwah Vika pun tak kuat lagi hingga berubah menjadi debu dan menghilang.

Stefan menghampiri lacinya kemudian mengambil kartu ID Sandra.

Dia menatap ID itu tajam, seolah dalam otaknya terdapat banyak pikiran saat menatapnya.

Sementara Sandra masih saja menantikan kehadiran
Alex di taman bermain.

Namun orang yang ia nantikan tak kunjung datang. Sandra tertunduk sedih.

Chandra keluar dengan tangan di gips. Alex bergegas menanyakan kondisinya.

Chandra tak apa – apa dan tangannya akan sembuh
kembali dalam satu bulan.

Alex lega karena kondisinya tak parah, ia pun pamit
untuk pergi.

“Aku harap kau tak terlambat ke tempat janjian karena aku.” Ucap Chandra tak enak
hati.

Alex mengiyakan seraya
melangkahkan kaki kencang untuk menemui Sandra.

Taman bermain sudah sepi karena malam telah larut.

Sandra dengan loyo berjalan
meninggalkan pintu gerbang.

Tak lama setelah itu, Alex datang dengan nafas tersengal – sengal.

Dia celingukan memanggil Sandra tapi sosoknya tak muncul juga.

Ia berfikir kalau Sandra mungkin menunggu didalam. Namun saat ia berusaha masuk, seorang petugas mencegatnya. Mereka sudah mau tutup.

“Tapi temanku mungkin menunggu didalam.”

“Maaf?”

Alex celingukan sebentar, “Bukan apa – apa.”

Alex memutuskan segera pulang ke rumah namun di rumahnya juga tak ia temukan sosok Sandra.

Akhirnya Alex berlari menuju
Rooftop. Ya. Sandra memang berada disana melayangkan pandangan ke arah lampu –
lampu kota yang tampak gemerlap.

Alex memanggilnya kemudian meminta maaf karena tak bisa menepati janji.

Sandra menanyakan alasannya. Alex tak
menjelaskan dengan rinci, hanya saja ada hal mendadak yang terjadi.

Mereka bisa pergi ke taman bermain lain waktu.

"Apa kau menunggu lama?"

“Tidak! Aku langsung pergi saat kau tak datang.”

“Untung saja. Aku pikir kau menungguku.”

Sandra mendengus dan berusaha menutupi
kekecewaannya, untuk apa dia menunggu Alex sepanjang waktu.

Sandra pergi meninggalkan Alex. Alex menatap punggung Sandra, sepertinya dia sadar bahwa apa yang di ucapkan Sandra hanyalah bualan saja.

Dan Sandra juga tak bisa mempertahankan senyumnya saat ia berbalik meninggalkan Alex, sesungguhnya dia sangat kecewa.

Di suatu tempat Chong Chung datang ke kantor polisi untuk
menunjukkan foto Ayah Alex.

Dia meminta informasi apakah polisi pernah melihat pria itu, dia tinggal di kontrakan di desa Yangjoo.

Polisi menggeleng, ini pertama kalinya dia melihat pria itu.

Didaerah sana jarang terjadi kasus kalau ada maka dia akan segera mendengarnya.

“Aku akan membuat laporan, jadi tolong lakukan pencarian di gunung sekitar sana.”

Polisi menganggap remeh laporan Chong Chung.

Chong Chung ngotot sambil menunjukkan foto batu penuh darah tapi polisi tetap tak bisa melakukan pencarian begitu saja.

Polisi meminta Chong Chung untuk mengisi formulir
laporan dulu. Dan jangan marah – marah disana.

Chong Chung yang tadinya bersikeras pun tak bisa memaksa lagi dan menurut untuk membuat laporan.

Stefan masih sibuk menatap kartu ID milik Sandra.

Pikirannya kembali mengingat saat Ayah Alex meregang nyawa di hutan.

Dimana keberadaan paket itu? katakan."

“Kau pikir aku akan mengatakannya padamu?” tanya Ayah Alex dengan suara tercekat.

Stefan meraih leher ayah Alex kemudian mencengkeramnya dengan sangat kuat.

Dia mengatakan kalau anak itu hampiri saja mati karena Ayah Alex tak mengatakan padanya.

ini kesempatan terakhirnya atau dia akan membunuh anak itu.

Ayah Alex masih saja bungkam hingga Stefan tak segan untuk mematahkan lehernya.

Kembali ke masa kini, Stefan yang sedang berada dirumah sakit pun menutup laci mejanya dengan kencang.

Dia terlihat sangat murka.

****

Suara pintu kamar Alex terdengar, Sandra segera melengos saat melihatnya.

Alex bertanya

"Bukankah kau akan berangkat ke sekolah?"

Sandra enggan untuk menatap Alex dan
mengatakan kalau dia ingin berada dirumah saja.

Alex pun sama sekali tak membujuk, kalau memang begitu maka dia akan
berangkat.

Setelah kepergian Alex, Sandra merajuk dengan kesal.

Dia memang tak bisa kalau
harus bersikap jual mahal.
Dalam sekejap mata, Sandra pun menghilang.

Alex bergumam kesal, dia yang tak biasanya mengajak Sandra berangkat sekolah
sudah mau mengajaknya tapi Sandra menolak.

Padahal biasanya juga Sandra yang selalu saja mengekori dia.

“Cukup baik juga kalau dia tak ada.” Gumam Alex.

^^Gomawo^^

Let's Fight GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang