Let's Fight Ghost - 41

361 20 0
                                    

Dirumah, Sandra membuka bukunya dengan malas. Dan ia menemukan foto Chandra
dengan Alex. Sandra melihatnya dengan sedih,

“Beruntung karena kau masih hidup. Dan Alex juga menyukaimu.”

Dikelas, Stefan mengakhiri pelajaran mereka hari ini. Alex menatap bangku
disebelahnya yang kosong.

Chandra menghampirinya, dia bertanya makanan apa
yang Alex suka?

Alex meminta maaf tapi dia tak bisa pergi dengannya, dia harus pulang.

Chandra keheranan tapi Alex tak menjelaskan apapun dan langsung bergegas pulang.

Stefan juga bersiap pulang menggunakan mobilnya namun dua detektif yang menyelidiki kasus Sora menegur Stefan.  Mereka meminta waktu Stefan sebentar, ada hal yang ingin mereka tanyakan.

“Apa itu?”

“Dimana kau berada saat Sora dibunuh? Ah, aku menanyakannya karena ini
protokol jadi jangan terlalu memikirkannya.”

“Aku ada di klinik hari itu.”
Mendengar jawaban santai Stefan membuat mereka segera mengakhiri perbincangan ini.

dia meminta maaf telah mengganggu waktu Stefan. Dengan sopan Stefan tak
mempermasalahkannya, dia pun pergi.

Alex kembali ke rumah dengan sekantong penuh belanjaan.

Sandra kembali bersikap jual
mahal,

"Bukankah seharusnya Kau makan siang dengan Chandra?"

“Aku tak makan dengannya.”

“Kenapa? Dia harusnya membelikanmu makanan yang enak.”

Alex mengaku kalau dia hanya ingin makan dirumah. Sandra melirik ke arah Alex yang tengah mengeluarkan belanjaan.

Dia tersenyum melihat daging di tangan Alex.
Dia mengatakan,

"Aku tak ingin makan
daging sebenarnya tapi Kau sudah membelikan untukku jadi aku akan mencicipinya nanti."

Alex tersenyum tak menjawab begitu pula
dengan Sandra yang tak bisa menahan senyum senangnya.

Keduanya makan di rooftop dan Sandra makan dengan sangat lahap.

Sandra heran karena tadi Sandra bilang kalau dia hanya ingin mencicipi saja.

Sandra membenarkan tapi sekarang dia belum bisa merasakan rasanya. Jadi dia terus makan. Alex hanya tersenyum,

“Tentang taman bermain, Ayo kita kesana besok.”

“Benarkah?” tanya Sandra tersenyum senang dengan mulut penuh daging. Alex
mengangguk membenarkan.

Seusai makan, Alex memberikan katong tas yang dibawanya tadi.

Sandra heran, Alex
mengatakan kalau Sandra partnernya jadi dia bisa menggunakan itu saat bekerja.

Sandra membuka isinya dan ada setelan jas hitam untuknya juga. Dia mengaku senang menerimanya.

Tanpa sengaja tangan keduanya bersentuhan.
Mereka bertatapan dengan canggung.

“Anginnya dingin dan segar.” Ucap Alex memecah kecanggungan.

“Mm, aku juga menyukainya.”

Seorang mandor tengah memerintahkan pada
bawahannya untuk bergegas menuju gedung.

Dia terus saja mengoceh menunjuk ini itu. Ponsel si Mandor berdering, dia mengangkat telfonnya tapi suara bising disana membuat
dia tak bisa mendengar dengan jelas.

Ia pun mencari tempat sepi untuk mengangkat telefon.
Rupanya si penelfon itu memberikan peringatan
bahwa di sana gedung yang akan mereka robohkan itu angker.

Mandor tak begitu perduli, entah hantu atau apapun. Mereka tetap harus merobohkannya untuk membangun gedung baru.

Tiba – tiba suasana berubah mencekam dengan lampu ruangan yang mulai berkedip kedip.

Apalagi telefon Mandor itu tiba – tiba berisik dan panggilan terputus.

“Apa yang terjadi?” teriak Mandor.

Seseorang menjawab bahwa generatornya mati. Mandor
pun kembali berdecak.

Mandor menggunakan senter ditengah kegelapan. Namun tiba – tiba suara seorang
wanita terdengar dari ruangan didekatnya,
wanita itu seolah sedang berbicara dengan orang lain.

"Siapa yang gila? Aku? Siapa yang gila? Aku?"

Suara cekikikan pun mulai
terdengar.

Rasa penasaran Mandor itu membuatnya.mendekat ke arah ruangan tersebut. Dan
didalam sana ada wanita mengerikan tengah mencakar – cakar dinding sampai tangannya berdarah.

Mandor itu jelas takut bukan
kepalang, dia pun berlari meninggalkan tempat itu.

****

Adrean dan Saga menatap ke layar komputer terpaku. Mereka mendapatkan
pekerjaan tapi Adrean berharap kalau tempat itu bukanlah Rumah sakit jiwa Samil.

Adrean kemudian memerintahkan pada Saga agar menyiapkan kamera.

Mereka harus bisa menangkap penampakan hantu hari ini.

Sandra sudah bersiap dengan setelan jas,.untuk sejenak Alex terpaku dengan tampilan baru Sandra.

Sandra memasang senyum menawannya,

"Bagaimana menurutmu?"

“Itu cocok untukmu.”

Sandra mengerucutkan bibir karena tak mendapatkan pujian. Dia kemudian bertanya tentang acara pergi ke taman bermain.

Alex mengiyakan tapi mereka harus bekerja dulu. Jadi bekerjalah dengan cepat dan
mereka bisa segera pergi ke taman bermain.

Sandra dan Alex berjalan gagah bak agen rahasia.

Keduanya saling tersenyum
bertatapan, tak lama setelah itu jemputan Saga dan Adrean sampai.

Alex heran saat melihat Sunbae membawa kamera. Saga merias wajah Adrean
dengan bedak, dia meminta Alex untuk bersiap saja.

Karena mereka akan menuju ke salah satu tempat paling menakutkan di dunia, Rumah sakit jiwa Samil.

"Kau baru mendengarnya, ‘kan?"

“Ya.”

“Semua hal tentang Alex ini luar biasa, tapi dia tak tahu tentang tempat kerja mereka. Saga akan memberikan penjelasan mengenai tempat itu.”

“Tempat itu tutup karena masalah hak asasi manusia. Dokter dan perawat dengan ilegal memaksa dan melawan keinginan pasien dan juga menganiyaya mereka. salah seorang pasien tak bisa bertahan lagi dan memilih
kabur. Saat itulah dunia tahu tentang kebobrokan rumah sakit itu. polisi datang dan
menemukan tujuh mayat pasien. Pemilik bangunan telah mengundang shaman dan para normal untuk mengusir hantu tapi gagal.
Bahkan pernah ada rumor yang mengatakan kalau seorang shaman pingsan disana padahal baru 30 menit masuk ke dalam bangunan.”

Mereka sampai ke tempat tujuan, Adrea  menambahkan bahwa tempat itu adalah
gedung penuh hantu yang memiliki dendam.

^^Gomawo^^

Let's Fight GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang