#4 - Sosok Misterius

8K 478 0
                                    

Tahun 2016.

Pukul 10.15.
Fakultas Manajemen yang tidak begitu ramai. Mungkin karena jam segini ada jam kuliah berlangsung. Dan kelas A sedang kosong. Kesalnya adalah Kiran tidak bisa pulang karena kelas masuk lagi jam 1 siang. Padahal jika jadwal kelasnya ditata rapi, dia mungkin akan memilih masuk sekalian jam 1 sampai sore disetiap harinya. Biar tidak usah repot-repot bangun pagi dan menjajali macet. Lagi-lagi dia teringat Bram, cowok dengan paras Arab itu. Sial!

Semua lorong disusuri Kiran dengan berjalan bersama kedua teman barunya. Gin dan Sera. Entah bagaimana bisa Gin mengajaknya pergi, yang jelas Kiran mengangguk setuju saat Gin bilang lapar dan ingin mengisi perutnya di kantin. Tapi, jika Kiran tau bahwa dia hanya diajak berputar-putar begini. Dia lebih memilih untuk berada di gajebo depan sambil menge-charge iphonenya yang lobet.

Berputar saja. Iya, bagaimana mereka bisa lupa dengan status sebagai Mahasiswi baru. Kantin, boro-boro, tau letak kamar mandi yang berada diujung gedung tadi saja sudah bagus. Itupun kalau tidak Gin yang hebring bertanya kesana kemari. Sedangkan Sera dan Kiran hanya mengikuti.

"Mas tau Kantin dimana gak?" Tanya Gin pada seorang cowok berkacamata bulat dengan banyak bawaan buku ditangan.

"Kantin di Fakultas ini, atau di Fakultas lain?" Tanya cowok itu membenarkan kacamatanya yang turun.

"Disini aja mas." Tambah Sera.

"Kebetulan kalau yang disini lagi di renov. Kalau mau, eng anak semester 1 ya?" Sera dan Gin buru-buru mengangguk, sedangkan Kiran hanya berwajah datar, kedua tangannya disendekap kedada. "Oh. Yaudah, adek mendingan ke Fakultas seni aja. Gak jauh kok, tinggal jalan kaki. Nanti kantinnya gak jauh dari lapangan basket." Jelasnya dan Gin mengangguk sok tahu. Dibarengi dengan ucapan terimakasih Sera.

"Kiran pelit ngomong banget sih? Gin kek jalan cuma berdua doang sama Sera." Gin jalan mundur, menengok ke Kiran yang berjalan beriringan dengan Sera, sesekali memandangi Sera juga yang hanya mengangkat bahunya.

Kiran tidak menyaut, cewek itu hanya menaikkan alis tanda tidak tau mau merespon apa. Matanya melihat lurus kearah Gin yang berjalan mundur melihatnya. Cewek itu tidak juga mengubah jalannya karena memang jalanan di Fakultas ini nampak begitu lenggang. Saat mata Kiran menemukan sesuatu, tangannya langsung mengulur kearah lengan Gin.

"Awas." Katanya membuat Gin melotot, tubuhnya berputar kearah normal lagi. Melihat itu, seorang cewek yang dikepang dua lengkap dengan tas ranselnya yang dipegang didada buru-buru meminta maaf karena hampir menubruk Gin. Gin juga begitu.

Sesaat setelah kepergian cewek berkepang itu Gin tertawa kecil. Melihat kekanan, kearah Kiran.

"Kalau urgent begitu baru lo ngomong yak." Senyum Gin usil menoel dagu Kiran yang segera dihempas oleh cewek itu. Kiran tidak menyaut lagi. Hanya meneruskan jalannya. Sedangkan Sera sudah ikut terkekeh bersama Gin.

---

Fakultas Seni.
Gedung C. Toilet.

Bukannya Kiran malas pergi ke toilet di area sekitar kantin. Hanya saja dia terlanjur kebelet dan malas untuk mencari toilet disekitar kantin. Saat itu Kiran berfikir bahwa tata letak gedung C tidaklah beda jauh dengan gedung B yang secara otomatis memiliki toilet dibagian ujung gedung. Toh, kantin ini persis dibelakang gedung C yang memiliki pintu belakang. Dan dengan cepat akan mengantarnya ke toilet.

Setelah beberapa menit kemudian. Kiran tidak kunjung keluar dari toilet. Dia hanya memperhatikan beberapa Mahasiswi yang sepertinya senior mengecat wajahnya dengan berbagai warna. Baju yang dikenakan juga aneh. Nampak seperti baju adat, macam itulah. Saat lirikannya didapat oleh seorang cewek berambut keriting, Kiran buru-buru memalingkan wajah dan meneruskan mencuci tangannya di wastafel.

"Anak semester 1 ya." Tanyanya kemudian. Dan Kiran segera mengangguk.

"Jurusan apa?." Tanya cewek yang satu lagi, kalau yang ini wajahnya masih polos. Belum ada polesan apapun.

"Manajemen keuangan kak." Jawab Kiran sekenanya. Lengkap dengan senyum yang lagi-lagi cuma bertahan dua detik.

Kedua cewek itu sempat bergidik saling pandang. Mungkin mereka bingung kenapa Mahasiswi Manajemen nyasar ke gedung seni. Yah, setidaknya Kiran tidak melakukan kejahatan apapun jika ia nantinya dicurigai.

"Lagi numpang makan di kantin ya pasti." Tambah cewek itu akhirnya, dibarengi dengan anggukan Kiran, numpang? dikira apa. Batin Kiran.

Kiran buru-buru pergi dari toilet itu. Sesaat kemudian kakinya berhenti persis didepan toilet cowok. Dia seperti mendengar suara samar-samar orang berteriak didalam sana. Meski dia adalah tipe cewek cuek, setidaknya gendernya masih perempuan yang tidak lepas dari kata kepo. Kiran sedikit mendekat, melebarkan telinga.

"Bangsat lo! Baru juga anak kemarin udah songong. Awas lo sampe ngerebut..." Entah apalagi yang dibicarakan didalam sana, sekilas Kiran mendengar pecahan kaca. Hah! Serius itu kaca.

Saat Kiran ingin mendekat lagi, rupanya beberapa cowok keluar dari toilet. Buru-buru Kiran memalingkan pandangan kesegala arah. Entah, ada yang memandanginya atau tidak yang jelas Kiran tidak peduli. Dia masih penasaran dengan apa yang terjadi didalam.

Akhirnya Kiran mendekat lagi. Melebarkan telinganya lagi. Dan..

"Senior tai. Bentar lagi lo semua tamat!."

GLODAKK!!

Kiran buru-buru berlari kecil, menjauh sejauh-jauhnya dari area toilet saat ia mendengar sesuatu terjatuh didalam toilet cowok tadi. Mungkin cowok itu ingin keluar, dan Kiran sedikit takut untuk melihat sosok itu.

Nafasnya masih tersenggal. Jus apukat yang tadi Kiran pesan langsung ludes dalam sekali teguk. Gin dan Sera memandang Kiran aneh. Detik berikutnya saat Gin ingin bertanya, tangan Kiran langsung mengisaratkan cewek itu untuk diam dan tidak bertanya apapun. Gin benar diam. Sedangkan Sera hanya memandangi Kiran heran.

Sosok misterius. Begitu kira-kira yang ada difikiran Kiran sejak tadi. Konsentrasi belajarnya dijam kedua mungkin akan gagal karena pecah fokus. Pendengarannya seakan mengulangi apa yang dikatakan cowok didalam kamar mandi tadi. Entah, kenal saja tidak. Tapi rasanya sedikit aneh, pikiran macam ini yang biasanya cepat hilang tetapi malah tak kunjung hilang. Kiran jadi memikirkan kemungkinan cowok tadi babak belur. Melihat banyaknya cowok lain yang keluar dari toilet dan menyisakan cowok tadi yang ditebaknya hanya sendirian.

Sosok misterius. Lagi-lagi begitu yang ada dibenak Kiran.

***

BOOOMMMM Part...

Hai, KARAN [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang