Tahun 2016.
Lo berhasil bikin gue beneran Jatuh Cinta ke elo!
---
Dapur dengan paduan bau masakan yang sedap membuat perut Kiran bernyanyi, pasalnya dari pagi dia belum makan dan pagi-pagi buta dia sudah dijemput Karan untuk diajak ke rumah. Kiran jadi semakin lapar mendengar suara osengan yang berasal dari kuali si bibi, pembantu di rumah Karan.
"Kiran laper gak?" Suara Windri tiba-tiba masuk ke telinganya saat ia sedang meneguk air mineral yang barusan si bibi ambilkan dari kulkas.
"Hehe. Dikit tan." Cengir Kiran mengangguk tanpa dosa. Blak-blakan bagi orang yang sudah lama ia kenal, menurut Kiran itu tidak masalah. Windri sekarang, baginya masih sama seperti Windri yang dulu.
"Sebentar lagi kamu ikut makan ya." Kata Windri ikut mengambil mangkuk berisi bihun, yang kini dimasukkannya kedalam panci berisi air.
"Iya tan, makasih." Ujar Kiran sambil senyum. "Kiran ke Karan dulu ya tan." Tambahnya sambil melangkah pergi setelah Windri mengangguk.
Kiran berjalan ke arah ruang belajar yang jaraknya agak cukup jauh karena rumahnya luas dan besar. Sembari sesekali melihat-lihat semua sudut ruangan yang indah karena tatanannya sangat rapi.
Kiran kaget saat gelas air minum untuk Karan yang ia bawa sedikit tumpah karena menabrak seseorang. Kiran mendongak cepat, "maaf, maaf." Katanya sambil melihat sosok Ine didepannya saat ini. Kaos pink yang dikenakan Ine basah.
"M-maaf kak." Kata Kiran mengulangi lagi kata maafnya, sambil membersihkan kaos yang dikenakan Ine.
Ine menggeleng, "udah gakpapa kok." Senyumnya menyergah tangan Kiran membersihkan kaosnya.
Kiran mengangguk, merasa bersalah.
"Kamu temannya Karan ya." Tanya Ine.
Kiran mengangguk lagi.
"Hmm. Sepertinya kamu spesial buat adik saya." Katanya membuat Kiran mengerutkan dahi dan menelan ludah.
Ine lalu pergi begitu saja, sebelum itu dia menepuk bahu Kiran yang tingginya hanya sampai di telinganya. Meninggalkan Kiran yang melanjutkan jalannya ke Karan, sambil berfikir.
Lah, mana tu anak.
Kiran menaruh gelasnya di meja, menengok ke sekeliling. Karan yang tadi duduk di kursi hilang entah kemana. Mejanya masih berantakan seperti tadi, membuat Kiran akhirnya merapikan bulpoin dan pensil yang jatuh di lantai. Dia duduk di kursinya, menaikkan bahunya sedikit, berfikir kalau Karan pasti akan kembali.
Tidak lama setelah itu, Kiran tiba-tiba merinding sendiri, dia merasakan punggung belakangnya dihuni seseorang. Nafas seseorang itu juga kian merasuk ke bulu-bulu lehernya, sampai akhirnya Kiran menoleh mendadak dan melotot, PUK, tiba-tiba saja bibir dan hidungnya bersentuhan dengan bibir dan hidung milik KARAN!
Astaga..
Kiran langsung mundur mendadak, hatinya kian melonjak hebat karena berdegup cukup kenjang. Punggungnya yang tertabrak ujung meja jadi tidak terasa sakit karena ke-syok'annya. Karan sendiri juga merasakan hal yang sama. Cowok itu garuk-garuk kepala."Maaf, gak sengaja." Katanya sambil nyengir kuda.
Pala lo gak sengaja. Ih.
Kiran mendengus kesal, bibirnya dimajukan beberapa centi karena kesal pada Karan. Jujur saja, itu adalah ciuman pertamanya, dan sebenarnya dia girang karena first kiss nya adalah Karan, tapi tentu tidak seperti ini yang membuat hatinya akan meledak karena merasa sangat malu dan gugup. Sedangkan Karan sendiri yang melihat reaksi Kiran langsung terkekeh karena gemas. "Lagian kamu tiba-tiba nengok, kan ceritanya saya mau ngagetin kamu." Kata Karan sambil duduk lagi dikursinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, KARAN [COMPLETE]
RomanceDua manusia dimasa kecil yang sama. Dan dipertemukan secara tidak sengaja didunia perkuliahan. Pertemuan pertama dengan insiden. Pertemuan selanjutnya dengan misterius. Manusia berjenis laki-laki yang lupa. Manusia berjenis perempuan yang masih inga...