Extra Part

6K 290 8
                                    

"Udah dong jangan marah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah dong jangan marah." Bujuk Karan mengangkat kembali tubuh langsing Kiran di atas punggungnya.

Kiran masih tidak menjawab, dia terus saja diam disepanjang perjalanan pulang ke rumah nenek Karan. Lagi-lagi mereka sedang berlibur ke Jember.

Berdua? Tentu tidak, ada Haikal juga disana.

"Kiran," panggil Karan setengah terengah. Makin lama tubuh Kiran makin berat.

"Apa!" Ketus Kiran.

Karan menoleh kebelakang, menghentikan langkahnya. Membuat Kiran mendongak keatas, sengaja memalingkan wajahnya dari Karan. Namun makin mempererat pegangannya pada leher Karan.

"Kamu gitu sih sama saya. Saya salah apa?" Tanya Karan tidak mengerti. Kakinya kembali melangkah, masih dengan menggendong pacarnya.

"Salah kamu," Kiran mendekatkan bibirnya di telinga Karan. "Banyak!" Juteknya lagi.

Kiran yang emosi segera menendang-nendangkan kaki kedepan, membuat seketika Karan oleng dan menghentikan kembali jalannya.

"Jangan gerak-gerak gitu nanti jatuh." Ujar Karan.

"Turunin aku." Pinta Kiran.

"Alhamdulillah." Bisik Karan hampir tidak terdengar. Ia menyeka keringatnya di pelipis.

Kiran mengernyit saat kakinya sudah menapakkan kaki di trotoar. "Apa kamu bilang?"

Karan menggeleng, "gak bilang apa-apa." Jawab Karan.

"Ih. Pasti ngatain aku berat ya." Kiran bersendekap tangan di dada.

"Kamu jangan suuzon dong sayang." Cubit Karan pada pipi pacarnya. Jika terus-terusan marah begitu lama-lama Kiran lucu juga. Bibir tipisnya itu mengerucut kayak bebek. Membuat gemas saja.

"Kam,- Haikal!" Kiran mundur beberapa langkah untuk menggandeng lengan Haikal yang baru saja menyusul.

Haikal mengerlingkan matanya, bermain kode rahasia dengan Kiran. "Apa? Kenapa? Ada apa?"

"Lepasin." Karan menyentak tangan Kiran hingga tangannya terlepas dari lengan Haikal. "Kamu nih sebenernya kenapa sih sama saya?" Tanyanya mulai kesal.

"Pikir aja sendiri!" Ketus Kiran berlari meninggalkan keduanya.

"Ada apasih? Berantem?" Tanya Haikal sesekali menengok kebelakang.

"Tau itu sahabat abang. Tiba-tiba ngambek." Karan menggaruk kepalanya tidak mengerti. "kenapa bang?" Tanya Karan ikut menengok kebelakang.

"Gila itu cewek ngejar-ngejar gue mulu." Haikal menggibaskan tangannya diwajah, lagi-lagi ia menoleh kebelakang dengan was-was. "Udah yuk balik." Ajak Haikal kemudian dibalas anggukan oleh Karan.

"Btw, rumah lo yang disini enak banget. Sering-sering ajakin gue main kesini ya." Haikal merangkul pundak Karan dengan senang.

Karan mengangguk, "pasti bang. Asal jangan main belakang aja ya sama saya." Ujarnya lekas mendapat tolehan tajam dari Haikal.

Hai, KARAN [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang