Dua manusia dimasa kecil yang sama. Dan dipertemukan secara tidak sengaja didunia perkuliahan. Pertemuan pertama dengan insiden. Pertemuan selanjutnya dengan misterius. Manusia berjenis laki-laki yang lupa. Manusia berjenis perempuan yang masih inga...
"Alhamdulillah." Bisik Karan hampir tidak terdengar. Ia menyeka keringatnya di pelipis.
Kiran mengernyit saat kakinya sudah menapakkan kaki di trotoar. "Apa kamu bilang?"
Karan menggeleng, "gak bilang apa-apa." Jawab Karan.
"Ih. Pasti ngatain aku berat ya." Kiran bersendekap tangan di dada.
"Kamu jangan suuzon dong sayang." Cubit Karan pada pipi pacarnya. Jika terus-terusan marah begitu lama-lama Kiran lucu juga. Bibir tipisnya itu mengerucut kayak bebek. Membuat gemas saja.
"Kam,- Haikal!" Kiran mundur beberapa langkah untuk menggandeng lengan Haikal yang baru saja menyusul.
Haikal mengerlingkan matanya, bermain kode rahasia dengan Kiran. "Apa? Kenapa? Ada apa?"
"Lepasin." Karan menyentak tangan Kiran hingga tangannya terlepas dari lengan Haikal. "Kamu nih sebenernya kenapa sih sama saya?" Tanyanya mulai kesal.
"Pikir aja sendiri!" Ketus Kiran berlari meninggalkan keduanya.
"Tau itu sahabat abang. Tiba-tiba ngambek." Karan menggaruk kepalanya tidak mengerti. "kenapa bang?" Tanya Karan ikut menengok kebelakang.
"Gila itu cewek ngejar-ngejar gue mulu." Haikal menggibaskan tangannya diwajah, lagi-lagi ia menoleh kebelakang dengan was-was. "Udah yuk balik." Ajak Haikal kemudian dibalas anggukan oleh Karan.
"Btw, rumah lo yang disini enak banget. Sering-sering ajakin gue main kesini ya." Haikal merangkul pundak Karan dengan senang.
Karan mengangguk, "pasti bang. Asal jangan main belakang aja ya sama saya." Ujarnya lekas mendapat tolehan tajam dari Haikal.