#37 - THE END

6.8K 380 6
                                    

Tahun 2016
JEMBER, 7 November
Kiran POV

"Happy Birthday to you, Happy Birthday to you, Happy Birthday, Happy Birthday, Happy Birthday to you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Happy Birthday to you, Happy Birthday to you, Happy Birthday, Happy Birthday, Happy Birthday to you..."

Kukira semua orang tidak ingat ulang tahunku, hari lahirku, hari lahir Karan juga. Kukira hanya ada kejutan kecil dari Haikal, selaku sahabat karibku dari SMA. Atau paling tidak dari Bram dan Ine, selaku orang-orang terdekat Karan. Tepat setelah 2 hari yang lalu Haikal menyatakan cinta padaku didepan umum. Kukira itu akan menjadi sebuah kenangan sesaat, karena pada akhirnya baik aku, Haikal, serta yang lain sudah melupakan hal kemarin.

...

"Gue cinta elo Ran, gue sayang ke elo. Dan itu udah lama. Dari sebelum lo jadi sahabat gue."

...

"Gue hanya menganggap lo sebagai sahabat Kal, gak lebih."

...

"Kiran, gue gak nyangka lo nusuk Gin dari belakang."

...

"Ternyata lo juga suka sama Kiran bro.."

...

"Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga, sekarang juga, sekarang juga.. Huuuuuu...."

Aku memejamkan mata, Karan juga. Berdoa supaya kejadian kemarin benar-benar hanya kenangan sesaat, bukan menjadi suatu masalah besar untuk hubungan persabatan kami semua. Kue super duper jumbo bernuansa biru muda yang ada didepan mata kami, kami tiup bebarengan. Hasil karya dari anak perempuan belajar pada tante Windri dan mama Enda semalaman. Iya, jadi kejutannya adalah baik keluargaku maupun keluarga Karan datang untuk mengunjungi kami yang sudah seminggu berlibur di Jember. Aku senang, bukan lagi. Mereka akhirnya tau bagaimana hubunganku dengan Karan. Bagaimana aku dan sahabat-sahabatku yang sudah baik-baik saja. Gin dan Sera? Mereka sudah mulai mengerti, dan tidak ada lagi yang harus disalahkan. Mungkin hanya keadaan dan waktu yang perlu dikoreksi. Haikal? Dia kurasa sedang meluncurkan jurus pendekatan ke Gin yang memang kusuruh dia dekat dengan wanita itu, daripada denganku. Aku cukup senang bersahabat dengan Haikal, tidak lebih. Aku sungguh bahagia, tentu dengan Karan-ku yang sekarang sedang memotong kue super jumbo denganku.

"Selamat ulang tahun ya Ran. Semoga lo gak jadi cewek irit omong lagi. Gue sayang elo." Peluk Gin seraya mengelus punggung belakangku.

Aku terkekeh, kulepaskan pelukannya agak kasar. "Sialan lo. Btw, thanks Gin. But sorry." Maksutku adalah permintaan maaf untuk yang kemarin.

Gin menggeleng, "Woles sih." Matanya kemudian melirik kearah Karan. "Hbd ya, semoga langgeng sama temen gue. Jagain dia ya."

Karan mengangguk seraya menjabat tangan Gin, "pasti" sambil melirik sekilas kearahku yang tersenyum menyambut matanya.

Hai, KARAN [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang