Siang ini para pemuda berkumpul di kantor Afkar, ia sengaja mengundang mereka karna memang jadwal di kantor nya sedang kosong.
Cesar, Ray, dan Bimo datang berbarengan sementara Aldo dan Daniel tidak bisa datang tanpa alasan yang jelas.Terlihat Bima sedang asik bermain Game di ipad nya .
"Guys lo percaya ngga sih sama karma?" tanya Bima masih sibuk dengan Game nya. Entah ada setan apa yang sedang merasuki tubuh nya sehingga dia tiba-tiba bertanya seperti itu.
Afkar menautkan alis nya seperti sedang berfikir.
"Ngga percaya sih, gue jadi playboy dari SMA sampe sekarang ngga ada tuh karma nyamperin hidup gue." tutur Afkar.
"Kalo gue percaya sama karma," sambung Ray. "Karma itu hukum alam bro apa yang kita perbuat pasti akan ada balasan nya entah itu di diri kita atau keluarga kita." Ray mengalihkan wajah nya dari ponsel lalu merubah posisi duduk nya senyaman mungkin, Ray sangat tertarik pada alur pembicaraan mereka saat ini setidak nya selama mereka berteman ini pembahasan yang paling serius.
"Itu kan versi lo kalo versi gue ya beda lah." Afkar menimpali.
"Yaudah kita liat aja nanti." sambung Bima. Afkar mengedikan bahu nya.
Sial kenapa ia jadi kepikiran ucapan Ray begini.
"Oh iya bukan nya lo ada janji sama nyokap lo buat ngebawa calon istri kerumah ?" Tanya cesar berusaha mengalihkan pembicaraan mereka.
Shit ia hampir saja melupakan hal itu.
"Gimana gimana udah difikirkan siapa yang bakalan lo bawa kehadapan nyokap lo?" Ray bersemangat.
"Dona, Shinta, Alya, atau Pelangi?" lanjut nya lagi. Sebenar nya masih banyak lagi wanita yang menjadi stok Afkar tapi mereka semua wanita malam kecuali Pelangi. Tidak mungkin Afkar membawa salah satu dari mereka untuk di kenalkan pada Mami nya.
No no no itu tidak akan terjadi.
"Kalo gue bawa Pelangi itu tanda nya gue nerima perjodohan nyokap karna cewe yang bakalan di jodohin ke gue itu Pelangi." tutur Afkar. Sontak mereka bertiga sedikit kaget.
Cesar tertawa. "Kok bisa, ini kebetulan atau lo emang udah tau?" tanya Cesar bersemangat.
"Gue baru tau lah,"
"Tapi bagus deh lo bisa kenalan lebih dalem lagi sama tuh bocah." ucap Bimo.
"Gue ngga mungkin sama Pelangi, gue masih punya otak buat menikahi anak kecil."
"Untuk kategori anak SMA Pelangi cukup dewasa." sahut Ray sambil membayang-bayangi wajah Pelangi.
"Tetep gue ngga akan masukin dia ke daftar calon istri gue." Afkar tetap keukeh pada pendirian nya.
Kenapa Afkar begitu menjauhi Pelangi. Jika seperti itu untuk apa dia mendekat kan dirinya lagi pada Pelangi, untuk mengetes ketampanan nya atau hanya mengetes apakan rayuan masih termakan oleh Pelangi.
"Lah terus siapa yang bakalan lo bawa ke nyokap?" lanjut Bimo.
Afkar tersenyum miring, dia sudah me memikirkan siapa yang akan dia bawa ke depan Mami nya.
"Jovana Ester." jawab nya mantap. Ray, Bimo dan Cesar terlihat begitu kaget.
Ya jelas mereka kaget Jovana Ester Sahabat mereka yang sangat mereka Sayangi sahabat wanita satu-satu nya yang mereka punya. Dan sekarang Afkar ingin memanfaatkan Jovana demi kepentingan pribadi nya.
Jelas mereka semua menentang keinginan gila Afkar. Sahabat macam apa yang memanfaatkan sahabat nya sendiri.
Jovana memang jarang sekali bergabung dengam mereka mau itu acara penting atau tidak penting Jovana sangat sibuk. Dia artis yang sedang naik daun Film dan sinetron nya sangat banyak makanya Jovana jarang ikut andil bersama mereka.