Pelangi menatap nanar mata biru pria itu. Dengan dada yang berdebar kencang dan dengan tangan yang dingin, sesekali Pelangi meremas tas nya kuat-kuat menyalurkan kegugupan nya disana. Namun ia masih menjaga ekspresi wajah nya agar terlihat biasa saja.
Sementara Pria di depan nya itu terlihat sangat bahagia. itu terlihat jelas dari pancaran bola mata nya dan raut wajah nya karna ia tak henti-henti nya tersenyum.
"Aku senang kamu datang kesini. Apa teman-teman ku memaksa mu?"
Itu kalimat pertama yang dia katakan di depan Pelangi.
"Bukan hanya memaksa mereka bahkan mengatur rencana untuk menculik ku afkar." jawab Pelangi acuh.
Afkar menarik nafas nya pelan. dan mengusap wajah nya. Bukan ini yang Afkar mau, dia mau Pelangi datang dengan kemauan nya sendiri bukan dengan paksaan atau penculikan seperti ini.
"Maafkan mereka Pelangi.." ucap Afkar seketika suara Afkar menjadi lemah.
"Sudah lah, aku sudah ada disini apa yang mau om katakan?" tanya Pelangi.
Om? Afkar merindukan panggilan itu. walaupun dulu dia sangat membenci Pelangi memanggil nya Om tapi hari ini kata-kata itu bagaikan mantra yang keluar dari mulut mungil wanita itu. Afkar tersenyum bahkan ia menunjukan senyum terindah nya selama ini dan membuat Pelangi semakin sedih. Ini senyuman tertulus yang pernah Pelangi lihat selama ia bersama Afkar.
"Pelangi... Aku mohon lupakan sejenak sakit hati mu lupakan sejenak dendam mu pada ku hanya untuk hari ini saja." Afkar menyentuh tangan Pelangi yang terasa dingin. Ia menatap Pelangi dengan tatapan yang sangat menyedihkan kan dan membuat Pelangi semakin berkecil hati dan juga bersalah karna telah mengganggap sakit nya Afkar sebuah lelucon.
Ternyata ia salah. Afkar benar-benar sakit. Wajah nya semakin tirus dan terlihat pucat. Dada Pelangi terasa sangat sesak jika ia menatap wajah Afkar lama-lama.Oh Tuhan.
"Selepas hari ini kamu boleh membenci ku lagi. Karna aku mengakui kesalahan ku di masa lalu memang tidak pantas untuk dimaafkan." ucap Afkar tertunduk ia masih menggenggam tangan kecil Pelangi meskipun tak ada balasan dari pelangi.
Mata Pelangi mulai berkaca-kaca. Namun ia langsung sesegera mungkin menghilangkan kesedihan nya. Ia tak mau terlihat lemah didepan Afkar.
"Hanya untuk 1 hari." ucap Pelangi pada akhir nya. Dengan reflek Afkar langsung memeluk tubuh Pelangi menyalurkan rasa rindu nya pada gadis itu. semantara Pelangi menahan tangis nya agar tidak Pecah saat itu juga.
***
"Kalian tidak usah jagain gue hari ini." ucap Afkar pada teman-teman nya yang sedang sibuk menikmati sarapan yang Jovana buatkan. Pelangi berdiri di belakang Afkar dengan santai ia menatap Aldo dengan tatapan ingin memangsa.
"Kenapa Ar?" tanya Jov.
"Pelangi yang akan menemani gue hari ini." jawab Afkar dengan senyum pepsoden nya. Jov menghela nafas lega. Ia menghentikan aktifitas sarapan nya dan langsung menghampiri Pelangi dan memeluk gadis itu.
"Aku yakin kamu ngga sejahat itu." ucap Jov di dalam pelukan nya dengan Pelan.
"Hanya untuk 1 hari nona Jovana,"
"Whatever. Setidak nya kamu udah bisa ngembaliin senyum Afkar seperti dulu."
Daniel yang sedang sarapan ikutan berdiri dan hendak memeluk Pelangi tetapi Pelangi menghindar dan bersembunyi di belakang Afkar.
"Lo mau ngapain!" tanya Pelangi kaget.
"Mau meluk kamu lah. Jovana aja boleh masak gue engga."