Hari itu.

1.5K 72 5
                                    

AFKAR POV.

dia wanita yang ku tunggu kehadiran nya selama ini akhir nya dengan tiba-tiba muncul di hadapan ku. Mesikpun sudah sangat lama aku tidak bertemu dengan nya tapi sama sekali tidak ada perubahan di dalam diri nya, dia masih sama meskipun dia sedikit bersikap dingin tapi aku masih bisa membaca isi hati nya dari cara nya menatap ku.

Sebentar ia menatap ku dan sebentar ia menunduk lalu sebentar ia berpura-pura bersikap biasa saja, dia wanita yang pandai dalam merubah ekspresi wajah. Lalu aku melihat kesedihan yang teramat dalam di dalam manik mata nya.
Dia masih enggan menatap ku lama.

Dengan seluruh keberanian aku mencoba menggenggam tangan nya dan meminta diri nya untuk melupakan masalah itu hanya untuk hari ini. Iya, hanya untuk hari ini setelah itu dia bebas melakukan apapun seperti dulu lagi.

Dia menyetujui nya dan dia kembali menjadi wanita yang aku rindukan. Wanita yang selalu berceloteh apapun yang dia lihat. Wanita yang selalu bersikap manja pada ku dulu. Hari ini dia benar-benar menjadi diri nya yang dulu. Dan aku sangat merasa senang.

Sekali lagi aku bertanya padanya tentang perasaan nya pada ku. Dia diam bahkan cukup lama aku menunggu. Akhir nya dia mulai mengungkapkan segala isi hati nya yang membuat ku kaget.
Bagaimana bisa wanita yang sudah aku sakiti mati-matian masih mencintai ku dengan tulus.
Iya.. Dia mencintaiku. Apa aku harus berteriak bahwa aku mencintai diri nya juga. Walaupun aku tak tau mulai kapan rasa ini mulai muncul. Tapi rasa ini ada setelah ia menghilang.

Aku merasa seperti nyawa ku terkumpul kembali mendengar kata ajaib itu..
Kata yang bisa membuat ku tenang jika hari itu tiba. Hari yang semua orang akan merasakan nya.
Ketakutan ku seakan lenyap terbawa terpaan angin pantai.

Dia masih bersama ku memeluk tubuhku dengan manja dan memejam kan mata nya di dalam dekapan ku. Ya Tuhan aku tak ingin hari ini berakhir begitu cepat aku masih ingin bersama nya hingga hari itu datang, apa aku terlalu banyak meminta?

***

AUTHOR ON

Berita itu datang dengan tiba-tiba.

Pelangi lari tergesa-gesa menyusuri setiap koridor rumah sakit. Dengan jantung yang berdebar sangat kencang dengan kecemasan yang berlipat ganda.
Peluh jelas membasahi seluruh wajah nya.
Namun ia masih sanggup berlari walaupun nafasnya terlihat sudah terengah-engah.

Ia sampai di depan pintu yang di cari nya dan langsung membuka pintu ruangan itu tanpa mengetuk nya. Ia tidak peduli dengan tatapan orang yang melihat nya seperti orang gila.
Tetapi yang di dapati nya adalah seorang paruh baya yang menatap nya dengan senyuman meskipun air mata nya sudah basah membanjiri seluruh permukaan wajah nya.

"Pelangi..akhirnya kamu datang."

Ia hanya mengangguk pelan.

Wanita itu menggandeng tangan Pelangi menuju tempat tidur dimana seseorang sedang di rawat disana. Afkar. Dia terbaring lemah disana dengan wajah nya yang sangat pucat bahkan lebih pucat dari pertama ia bertemu dengan pria itu.
Tubuh nya di pasang infus dan kabel-kabel yang terhubung ke bed side monitor.
Selang pernapasan melilit di wajah yang sangat pucat. Rambut yang dulu selalu tertata rapi seakan sudah hilang satu persatu.
Tiba-tiba saja Afkar membuka mata nya.

"Pela...ngi...." dia tersenyum.
Pelangi mendekati diri nya agar lebih dekat dengan Afkar.

"A...ku men...cintai... Kamu..." ucap Afkar dengan bersusah Payah. Kini Air mata nya pun sudah merembes di permukaan wajah nya. Ia mengangguk dengan pasrah sambil menggenggam tangan Afkar.

"Aku juga sangat mencintai kamu Ar... Aku mohon bertahan lah." ruangan ini menjadi sangat haru karena semua yang ada di ruangan meneteskan air mata nya. Pelangi ingin sekali berteriak bahwa ini hanyalah mimpi. Dada nya bahkan sangat terasa sesak. Kaki nya seakan tak mampu berjejak. Ia lemah melihat Afkar tak berdaya.

PELANGI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang