⁑ Bab 2 ⁑
⁑ Dinner Time! ⁑
Aku, Yutta dan beserta Ayahnya sudah sampai kembali ke apartemen mereka. Setelah masuk aku kemudian langsung menuju ke dapur diikuti Simegure -san -ayah Yutta yang menaruh tas belanja kita sebelumnya di atas meja bar dapur.
"Aku akan memindahkannya ke dalam kulkas dulu", ujarku pada Simegure -san, dia hanya mengangguk bersamaan dengan ponselnya yang berdering.
Setelah melihat ponselnya Ia berjalan meninggalkan ruangan ini.
Aku kemudian kembali pada belanjaan tadi dan membuka kulkas -mereka benar-benar tidak pernah memasak sepertinya.
Lemari pendingin ini bersih, dalam artian tidak ada isinya. Hanya beberapa botol air mineral, susu, dan juga sereal.
Bagaimana mereka hidup selama ini? Apa mereka selalu makan di luar?
Apa istri Simegure -san tidak pernah memasak? Aku juga tidak ada melihat tanda-tanda Istri Simegure -san dari tadi.
"Takahiro -san ada yang bisa aku bantu?", suara Yutta mengagetkanku yang sedang memasukkan belanjaan tadi ke dalam kulkas. Aku sedikit tersentak kemudian menoleh ke arah Yutta.
"Kau ingin membantu?", tanyaku dan mendapatkan anggukan antusias Yutta.
"Oke kalau begitu kita masukan ini dulu ke dalam kulkas", ujarku menunjukkan belanjaan yang kutaruh di dekatku. Yutta kembali mengangguk dan mengerjakan tugas yang aku berikan tadi.
Setelah memasukkan beberapa belanjaan ke lemari pendingin, aku hanya meninggalkan bahan yang aku kira cukup untuk membuat kare untuk kita. Kemudian kembali memerintahkan Yutta ini dan itu. Aku memperhatikan Yutta yang sedang serius dengan pisau dan dagingnya, dia sangat lucu.
Ah! Aku belum tahu umurnya. Apa sebaiknya aku bertanya?
"Yutta -kun, berapa umurmu?", tanyaku disela-sela kegiatanku.
"13 tahun. Aku kelas satu junior high school", jawabnya tanpa melihat ke arahku yang masih serius dengan dagingnya.
"Hhmm~", anggukku pelan
"I, Ibumu?", tanyaku kembali ragu, Yutta terlihat menghentikan gerakan tangannya namun tidak lama kemudian melanjutkan kegiatannya lagi.
"Meninggal. Sudah lama", ujarnya pelan.
"Eh? Maaf aku ti-"
"Bukan masalah. Lagian Takhiro -san pasti juga penasaran bukan, hehe", ujar Yutta memotong perkataanku dan tersenyum ke arahku.
Aku mengangguk pelan. Walau dia mengatakan bukan masalah tapi masih ada rasa tidak nyaman. Aku terlalu ingin tahu sampai aku menanyakan hal yang keterlaluan seperti tadi.
"Ah~ aku akan segera ke sana setelah makan malam", suara berat itu muncul melalui pintu ruangan kemudian.
Simegure -san terlihat masuk ke dalam ruangan dengan ponsel yang Ia letakkan ditelinganya dan tak terlupakan rokok yang Ia hisap. Dasar orang dewasa tidak pernah luput dengan barang itu. Simegure -san melihat ke arahku yang kebetulan aku juga sedang melihat ke arahnya sehingga membuat mata kami bertemu sejenak dan secepat kilat aku langsung mengalihkan pandanganku kembali menyuruh Yutta ini dan itu.
Simegure -san mengambil asbak dari meja sofa membawanya ke meja makan dan duduk pada salah satu bangku meja makan sembari mengisap rokoknya.
Kare yang aku buat pun sudah selesai setelah menghabiskan beberapa puluhan menit. Yutta sudah memasang wajah laparnya sembari menatap kare yang berada di panci berukuran sedang yang masih aku aduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
[REVISI] Yakuza, My Boyfriend? ✔️
General FictionYakuza, My Boyfriend? : My Boyfriend is a Yakuza~ COMPLETE [15 November 2017] DALAM TAHAP REVISI -------- WARNING ------- KONTEN AKAN BERISI CERITA TENTANG YAOI ALIAS BOYS LOVE ATAU BXB. JADI YANG TIDAK SUKA DAN MERASA KONTEN TIDAK PAN...