BAB 11 : End?

23.3K 2.1K 55
                                    

⁑             Bab 11            

⁑              End?              


Katsuro melirik ke arah Takahiro yang sedang menyiapkan makan malam dengan apron coklat gelap yang Ia berikan sebagai hadiah bersama dengan buket bunga yang Ia bawa sebelumnya. Awalnya Takahiro menolak dengan sangat tegas dan berkata dia tak memerlukan apron tapi tidak tahu kenapa Ia tetap mengenakannya.

Gambaran wajah Takahiro saat menerima buket bunga yang Ia berikan masih teringat jelas. Di mana senyuman Takahiro yang dis andingan dengan bunga yang berada di pelukannya sembari mengatakan aku senang.

'Apa dia sangat menyukai bunganya?', pikir Katsuro yang masih mencuri lirik ke arah Takahiro yang sibuk dibalik meja dapur.

Saat ini dia duduk bersampingan dengan Yutta di meja makan menunggu Takahiro menyajikan makan malam.

"Ayah katakan~", ujar Yutta yang juga sedang melirik ke arah Takahiro.

"Hhm?~", jawab Katsuro masih dalam posisi yang sama.

Yutta dan Katsuro menyatukan kedua telapak tangan mereka, sikut mereka berada di atas meja makan kemudian kedua telapak tangan mereka yang menyatu menjadi penyangga dagu mereka dan tak lupa mereka fokus pada Takhiro yang asyik dibalik meja dapur.

"Apa terjadi sesuatu?", ujar Yutta

"Apanya?", balas tanya Katsuro.

"Takahiro -san terlihat bahagia", ujar Yutta yang masih diposisi sama.

"Aku juga sedang memikirkan itu", ujar Katsuro.

"Terus-", ujar Yutta tertahan kemudian menggerakkan kepalanya menatap ayahnya.

"Untuk apa buket bunga sebesar itu?", ujar Yutta dengan suara rendah ditujukan pada buket bunga yang berada di atas meja dapur tepatnya di belakangnya.

"Ah!~ Hadiah", ujar Katsuro mengalihkan matanya dari Yutta.

"Hadiah? Saat aku ulang tahun saja kau tidak pernah memberikanku hadiah", protes Yutta.

"Kau bisa membeli sendiri apa pun yang kau mau. Jadi tidak perlu banyak protes", ujar Katsuro sembari memegang ujung kepala Yutta dengan telapak tangannya kemudian mengarahkan wajah Yutta kemeja makan.

"Apa yang kalian bicarakan?", ujar Takahiro membawa nampan dengan dua mangkuk ayam katsu.

"Tidak ada", jawab Katsuro didukung oleh gelengan cepat dari Yutta.

"Oke-", ujar Takhiro sembari menaruh mangkuk ayam katsu di atas meja tepat di depan mereka masing-masing.

"Huuaaa~ Ayam katsu buatan rumah", ujar Yutta dengan mata berbinar.

"Pfft- Katsudon sama saja dimana-mana. Makanlah", ujar Takahiro.

"Selamat makan~ ", ujar Yutta kemudian melahap Katsudon miliknya.

Takahiro kembali ke dapur dan menaruh kembali nampan yang Ia bawa sebelumnya. Matanya menuju buket bunga yang tak jauh di meja dapur.

'Semoga tidak layu', batin Takahiro.

Dia kembali berjalan kemeja makan dengan teko bening juga dua gelas bening yang Ia bawa. Menaruhnya pada sisi kanan Katsuro dan Yutta kemudian mengisinya dengan air minum dari teko yang Ia bawa.

"Katsuro -san?", ujar Takahiro yang berdiri di seberang meja makan dengan teko bening ditangannya.

"Hmm?~", ujar Katsuro sembari mengunyah dan melihat ke arah Takahiro.

[REVISI] Yakuza, My Boyfriend? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang