⁑ Bab 16 ⁑
⁑ Heavy ⁑
Takahiro pada akhirnya menjalankan pekerjaannya seperti bisa, itu sudah melewati beberapa hari setelah kejadian sebelumnya. Takahiro juga telah menerima gaji pertamanya selama bekerja dengan Katsuro, itu membuat Takahiro kembali menyadari jika dirinya sedang bekerja karena terlepas dirinya bekerja pekerjaan begitu santai.
Mengingat gaji, Takahiro menerima perdua minggu yang membuat akan menerima . Takahiro hampir tidak percaya pada gaji yang Ia terima itu, membuatnya hampir merasa tidak ingin cepat-cepat berhenti karena dirinya yakin akan bisa menabung cukup hingga lulus.
Takahiro menanyakan pada Katsuro apa Ia salah mengirim jumlah uang, namun Katsuro malah kembali menawarkan apa itu kurang? Membuat Takahiro semakin tercekat. Takahiro mengatakan jika jumlah itu melebihi tarif rata-rata kerja paruh waktu, terlebih dirinya hanya bekerja dalam waktu singkat per harinya.
Namun Katsuro mengatakan 'pekerja sebelumnya bahkan mendapatkan lebih dari itu'
Takahiro sebenarnya sangat senang mendapatkan pendapatan yang sangat baik tersebut. Tidak akan protes lagi atau menanyakannya lagi, menerimanya dengan sangat lapang.
Takahiro saat ini sedang membereskan peralatan bekas makan malam yang baru saja Katsuro dan Yutta gunakan sebelumnya, juga malam ini mereka kedatangan tamu yaitu Tanaka yang statusnya sebagai guru les Yutta. Takahiro mengeringkan tangannya dengan kain lap, memutar tubuhnya di mana dirinya dapat melihat Katsuro juga Yutta serta Tanaka sensei yang sedang memberikan arahan terhadap Yutta.
"Yutta, kau mau aku buatkan susu?", tawar Takahiro.
"Ya! Dengan senang hati", suara Yutta tanpa menolehkan tubuhnya pada Takahiro. Masih begitu fokus pada pekerjaannya.
"Bawakan aku bir", sahut Katsuro yang juga tidak melihat ke arah Takahiro dan fokus dengan tablet pintar ditangannya.
"Berikan aku yang sama", sahut Tanaka juga.
"Eh? Susu?", refleks Takahiro pada Tanaka. Itu membuat Tanaka menoleh ke arah Takahiro dengan senyuman nakalnya membuat Takahiro merinding tidak mengerti. Katsuro yang duduk di sampingnya tertawa kecil mendengar itu.
"Boleh, asal itu milikmu", ujar Tanaka yang membuat Takahiro bingung dan menghentikan tawa Katsuro.
"Hem?", gumam Takahiro bingung.
"Kau-",
"Ambilkan bir untuknya juga", potong Katsuro pada suara Tanaka. Takahiro mengangguk dan kembali lanjut membuat susu untuk Yutta.
Takahiro membawa nampan berisi gelas susu untuk Yutta dan dua kaleng bir yang sebelumnya Ia ambil dari lemari pendingin. Yutta duduk di lantai, buku pelajarannya berhamburan di atas meja kopi kaca hitam tersebut. Tanaka duduk di sofa tepat di belakang Yutta dengan mata tajamnya yang terus mengoreksi setiap tulisan yang dibuat Yutta. Katsuro duduk bersebelahan dengan Tanaka.
Takahiro mengambil posisi di samping Yutta, meletakkan setiap minuman yang Ia bawa sebelumnya terdekat dengan sang pemilik.
Itu membuat Takahiro mampu melihat Yutta yang serius dengan pembelajarannya,
"Katsuro -san, kau tahu Yutta akan menjadi Dokter nantinya?", tanya Takahiro yang menoleh pada Katsuro. Katsuro mengalihkan pandangannya dari tablet pintar ditangannya menuju Takahiro, kemudian beralih pada Yutta yang tampak berkedut seakan kaget mendengar pertanyaan Takahiro tersebut.
"Ayah macam apa kau? Tidak tahu cita-cita anaknya sendiri", suara Tanaka dengan nada meledek pada Katsuro. Telinga Katsuro seakan berkedut, guratan kesal di keningnya muncul. Yutta terlihat membalikkan kepalanya, melihat pada sang ayah dan tidak lama menjulurkan lidahnya pada sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[REVISI] Yakuza, My Boyfriend? ✔️
General FictionYakuza, My Boyfriend? : My Boyfriend is a Yakuza~ COMPLETE [15 November 2017] DALAM TAHAP REVISI -------- WARNING ------- KONTEN AKAN BERISI CERITA TENTANG YAOI ALIAS BOYS LOVE ATAU BXB. JADI YANG TIDAK SUKA DAN MERASA KONTEN TIDAK PAN...