⁑ Bab 7 ⁑
⁑ Date at Hospital~ ⁑
Takahiro yang berpikir setelah sampai di rumah sakit, itu semua akan berakhir dengan pemeriksaan yang ringan. Namun, bukannya pusing di kepalanya hilang melainkan bertambah.
Bagaimana tidak?
Katsuro yang masuk ke dalam rumah sakit dengan Takahiro di gendongan membuat sedikit keributan bagi para dokter serta perawat, bahkan menjadi tontonan bagi pengunjung dan pasien yang ada di sana.
Seorang dokter dan perawat pun datang menghampiri mereka kemudian mengarahkan Katsuro untuk membawa Takahiro pada salah ranjang pasien di UGD.
"Ada keluhan?", tanya pria yang mengenakan jubah dokter dari samping kiri ranjang Takahiro.
"Tidak ini ha-"
"Tubuhnya terhantam pintu", suara Katsuro memotong perkataan Takahiro.
"Ya?!", balas sang dokter dan menatap bingung Katsuro yang berada di seberang dokter tersebut.
"Benar. Aku tidak sengaja membuka pintu kamar ayah yang sangat tebal dan mengenai punggung Takahiro -san", tambah Yutta yang memberikan ukuran dengan tangannya.
"Baik. Miringkan tubuh Anda", suara dokter yang memberikan perintah pada Takahiro. Takahiro yang sudah pasrah, mengangguk dan mulai memiringkan tubuhnya.
"Apa masih terasa sakit?", tanya dokter tersebut.
"Tidak. Hanya nyeri saat terbentur dan sekarang tidak terasa apapun", jawab Takahiro. Dokter mengangguk mengerti kemudian mulai memegang punggung Takahiro dan menekannya beberapa kali.
"Apa harus di pegang?", suara Katsuro yang terdengar seperti protes.
"Hm?", sang dokter menatap pada Katsuro yang menatap dengan tajam.
"Ini untuk pemeriksaan awal", jawab dokter tersebut.
"Gunakan hal lain", ujar kembali Katsuro.
"Jika tidak ada keluhan tidak perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut", balas dokter yang menghentikan keinginan Takahiro untuk protes.
"Tapi dokter, tadi Takahiro -san terlihat sangat kesakitan. Dia juga memegangi kepalanya", ujar Yutta. Dokter itu tersenyum dan mengangguk.
"Untuk sekarang saya sarankan beristirahat dan jika ada keluhan bisa kem- ",
"Lakukan saja tes keseluruhan. Anggap saja dia sedang melakukan tes kesehatan", potong Katsuro pada ucapan dokter.
"Kalau begitu Anda bisa melakukan pendaftaran pada- ",
"Sekarang!", tegas Katsuro.
"Aku akan bayar berapa pun", tambah Katsuro.
"Ya! Ayahku bisa bayar berapa pun yang dibutuhkan!", sambung Yutta dengan semangatnya. Sang dokter menghela napasnya, bukan dirinya pasrah karena menyangkut uang melainkan dirinya ingin cepat-cepat terbebas dari Katsuro yang menurutnya begitu menyebalkan dan menakutkan.
"Saya memerlukan persetujuan dari pihak keluarga", ujar sang dokter pada akhirnya.
Takahiro yang duduk di ranjang pasien terus mengucapkan rasa terima kasih dan bersalahnya pada sang dokter. Karena dirinya tahu kini sang dokter bersikukuh menolak permintaan Katsuro dan dirinya merasa kasihan pada sang dokter yang bahkan harus menghadapi Katsuro dengan wajah pucatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[REVISI] Yakuza, My Boyfriend? ✔️
General FictionYakuza, My Boyfriend? : My Boyfriend is a Yakuza~ COMPLETE [15 November 2017] DALAM TAHAP REVISI -------- WARNING ------- KONTEN AKAN BERISI CERITA TENTANG YAOI ALIAS BOYS LOVE ATAU BXB. JADI YANG TIDAK SUKA DAN MERASA KONTEN TIDAK PAN...