second muse 2

839 137 4
                                    

.

Jun bengong.

Ia baru sadar ketika menabrak pintu masuk rumahnya hingga benjol. Hari sudah malam, lampu-lampu jalanan menyala terang. Cahaya berpola kotak-kotak membentuk jendela di dinding deretan rumah. 

Kecuali rumah Jun. Nao belum pulang.

.

Jun mengalami diskoneksi antara jiwa dan raga. Pembuluh penyambung akal dan hati mengalami disfungsi. Sosok beku itu terduduk di sofa, menatap televisi yang tak menyala, seakan benda mati itu paling menarik sedunia. 

Kalau ditanya bagaimana cara Jun pulang dengan selamat, Jun takkan bisa menjawab. Kelalaian merupakan sumber kecelakaan, tapi untunglah bintang keberuntungan mencegah Jun menjadi korban.Mungkin ia dituntun arwah leluhur Himura sehingga bisa sampai ke rumah tanpa tertabrak mobil, terjatuh dari peron, maupun terpeleset kulit pisang. Hanya benjol. Itupun tidak terlalu terasa. 


.

Ia bahkan tak tahu bagaimana nasib dokumen titipan Hayashi-- tapi yang bersangkutan tidak menghubungi lewat ponsel, jadi seharusnya urusan itu sudah beres. Walaupun, seberapapun berusaha, Jun tetap tak ingat apa yang terjadi perihal berkas. Bagai berjalan dalam kondisi kesadaran yang kebas.

Di otaknya hanya ada nyanyian yang berulang-ulang, mode replay.

Ah biduan, siapa namamu?

Mahasiswa jurusan musik? 

Atau bukan?

.

Dan dalam suatu titik, piano yang menyertainya berganti jadi alunan gitar nan familiar.

Telunjuk di lutut Jun mengetuk-ngetuk. 

.


Cohabitation Revolution [bxb flashfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang