.
"AKU SUKA KAMU!"
Suara Jun membahana di restoran itu.
Jun terdiam.
Hayashi bengong.
Pemuda berambut putih itu bingung.
Orang-orang menoleh.
Cit cit cit burung berkicau.
.
Rewind .
Kuliah pagi itu selesai dengan cepat. Beberapa mahasiswa terlihat bercengkrama dengan riang, satu-dua menguap karena mengantuk. Hayashi memijat pundaknya yang kaku karena kerja shift malam, sementara Jun... Jun yang ada di sebelahnya seperti ranjau siap meledak bila tidak ditindak.
Alisnya yang tebal berkerut dan membentuk dua gunung hitam di dahi. Oh, apakah yang dipikirkan si galak Jun sedari tadi? Tidak ada yang berani menyapa, apalagi bertanya.
Hayashi mengajak tanpa berharap banyak, "Mau ikut makan?"
Di luar dugaan, Jun ikut dan menurut.
.
Mereka makan di restoran dekat kampus, sehingga tidak mengherankan melihat muka-muka familiar menyantap kentang atau spaghetti bologna.
Hayashi makan dengan lahap dan Jun menyeruput kopi, dahi masih berkerut.
Hayashi ingin bertanya soal Nao.
Sayangnya, belum sempat Hayashi mengucapkan 'Ada yang ingin kutanya', Jun mendadak berdiri dengan mata terpancang pada suatu titik, tepat pada segerombolan mahasiswa jurusan musik yang baru masuk.
Jun berlari, meninggalkan Hayashi di meja.
Ia menghampiri seorang mahasiswa berambut putih,
dan berteriak lantang,
"AKU SUKA KAMU!"
.
Setelah pengakuan mengesankan itu wajah Jun pucat. Sepertinya itu kelepasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cohabitation Revolution [bxb flashfic]
Short Story#32 SHOUNEN-AI Hiruma Jun. Sembilan belas tahun, mahasiswa. Getirnya pada kata cinta sudah skala menahun. Matsumoto Nao. Sembilan belas tahun, pengangguran borjuis. Tidak pernah menyesal mempermainkan Jun, setitikpun. ...tapi Nao terusik melihat Ju...