[Setting: Sore hari, di toko musik bekas tempat Hayashi bekerja sambilan, selain di restoran]
.
[TIRAI dibuka]
...
[HAYASHI bermonolog dalam hati, sembari merapikan rak:
Bukan gadis? Apa maksud Jun? Wajah semanis itu tidak mungkin laki-laki... Apa maksudnya 'bukan gadis' dalam artian... artian... sudah menjadi wanita?
HAYASHI membayangkan sesuatu yang tidak pantas.]
.
TAMU: Permisi.
HAYASHI: Ya, sebentar-- Woah!
[TAMU tersebut adalah 'gadis' berambut biru yang baru saja ada di bayangan HAYASHI. HAYASHI menjatuhkan barang jualan yang tadi dirapikan.]
TAMU: Kau baik-baik saja?
HAYASHI: Ah, hm, tidak. Ehem! Ada yang bisa saya bantu?
TAMU: Di mana letak musik barat?
HAYASHI: Di rak sebelah situ.
TAMU: Terima kasih.
[TAMU pergi. HAYASHI mencium wangi persik bercampur tembakau dari tubuhnya]
.
[HAYASHI bermonolog:
Katanya jika sudah bertemu dua kali, maka akan bertemu tiga kali. Hal itu ada benarnya. Mungkin kali ini aku harus menanyakan namanya. Tetapi bagaimana caranya?]
.
[TAMU tampak mendengarkan suatu musik melalui headphone yang disediakan. HAYASHI mendekati sedikit demi sedikit, sambil berpura-pura merapikan rak.
Tak lama kemudian TAMU menoleh.]
TAMU: Anu. Kenapa sedari tadi memperhatikanku?
HAYASHI: Eh?
[HAYASHI menjatuhkan tumpukan CD untuk kedua kalinya. TAMU tersenyum bandel.]
TAMU: Apa sekalian saja kita berkenalan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cohabitation Revolution [bxb flashfic]
Kurzgeschichten#32 SHOUNEN-AI Hiruma Jun. Sembilan belas tahun, mahasiswa. Getirnya pada kata cinta sudah skala menahun. Matsumoto Nao. Sembilan belas tahun, pengangguran borjuis. Tidak pernah menyesal mempermainkan Jun, setitikpun. ...tapi Nao terusik melihat Ju...