Drunk Kiss 2

824 110 2
                                    

.

Hitungan satu, Nao menciumnya.

Hitungan dua, Nao mempercayainya.

Mata Nao yang lembap memandang Jun ketika kata-kata itu mulai meresap masuk mengisi relung. Rasa haru yang seperti air, mengisi rongga-rongga yang kering. Menghidupi.

.

Tetapi pada hitungan tiga, Nao salah bicara sehingga keharuan itu menguap tanpa sisa: "Ceroboh sekali ciumanmu itu. Tidak seperti Makoto, hehehe."

.

Siapa Makoto? 

Orang yang selalu menelponnya setiap hari, minimal tiga puluh menit dalam sekali terima? Suara bass lelaki dewasa yang sering terdengar dari speaker handphone Nao?

.

"..."

Kenapa Jun diangkat lalu kembali dijatuhkan ke dasar seperti ini? 

Dengan marah, pemuda sembilan belas tahun itu bangkit berdiri. Andai dia mabuk; paling tidak, ia takkan mengalami semua ini dalam keadaan sadar. Ia takkan sadar saat Nao menciumnya, membelanya dengan kata-kata indah, lalu membandingkannya dengan seorang spesial yang bukan Jun. 

Mengesalkan. Jun berbalik, hendak pergi.

Tetapi Nao meluncur dan menjegal dengan kekuatan seorang tukang jagal, membuat Jun praktis tersungkur. Dengan riang Nao menghempaskan pantatnya di perut Jun yang terkapar di lantai, otomatis mendudukinya.

.

"Hei, Jun. Aku sudah memutuskan sesuatu." Nao berkacak pinggang sembari duduk di perut Jun yang rata.

Jun melotot.

.

.

.

.

"Ayo kita balas orang-orang sialan itu sampai tak bisa bangkit lagi."

.

H

A

B

I

T

A

T

I

N

R

E

V

O

L

U

T

I

O

N

---

AN: Yak, dengan ini arc pengenalan dari Cohabitation Revolution selesai dan masuk ke konflik. Terima kasih atas vote dan comment dari para pembaca, semua begitu berarti bagi saya <3 

Cohabitation Revolution [bxb flashfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang