Namaku Omi, usiaku delapan belas tahun, mahasiswa jurusan musik. Spesialisasiku adalah piano, walau kadang-kadang aku bernyanyi jika diminta.
Banyak yang bilang suaraku lebih bagus daripada permainan pianoku. Itu dilema paling utama dalam hidupku; bakat dan kesukaan yang tidak sejalan. Tak ayal, terkadang hal ini menjadi complex yang membuatku resah semalaman.
Tapi apapun kata mereka, aku cinta piano. Peduli amat mereka bilang permainanku sembrono?
...
Omong-omong,
aku ditembak
cowok.
.
.
Di sebelahku, reaksi teman-teman bervariasi. Ada yang menahan tawa, ada yang takjub. Salah satu pengunjung restoran bersiul. Hampir semua orang di sini melihat kemari.Dasar manusia. Hobi sekali menonton drama.
Kuko, teman baikku, hanya memandang tiis dan membisik, "Cepat jawab."
Bagaimana harus kujawab pernyataan cinta pertama yang kuterima dari seorang lelaki? Terlebih, seseorang yang baru pertama kulihat wajahnya.
Dengan bingung kutatap dia. Sepertinya mahasiswa. Wajahnya tidak jelek, tetapi ia memutih, lalu membiru. Sepertinya dia menyesal menyatakan cinta padaku.
"Anu..." Aku bingung. Tentu saja tak mungkin kuterima, tapi apa penolakan di depan orang banyak takkan membuat ia trauma?
Aku menoleh pada Kuko, mohon bantuan. Cowok cantik temanku itu merangkulku dan mengatakan, "Maaf, kami mau makan."
Aku diseret ke meja terdekat. Pemuda yang menembakku itu pergi keluar restoran, mungkin malu. Kasihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cohabitation Revolution [bxb flashfic]
Short Story#32 SHOUNEN-AI Hiruma Jun. Sembilan belas tahun, mahasiswa. Getirnya pada kata cinta sudah skala menahun. Matsumoto Nao. Sembilan belas tahun, pengangguran borjuis. Tidak pernah menyesal mempermainkan Jun, setitikpun. ...tapi Nao terusik melihat Ju...