Gitar

989 168 2
                                    

.

Rumah itu dua lantai, kering kerontang. Tak ada musik. Lebih baik begitu bagi Jun. Begitu tenang, sampai kita bisa mendengar  suara cicak di dinding atau deru kulkas yang mendinginkan bahan makanan.

Sampai Nao menghancurkan ketenangan itu dengan suatu tabu: gitar barunya.

.

Nao membeli gitar akustik. Merk S. Yairi, warna hitam, folk body. Harganya sekitar 26.000 yen setelah didiskon, dan benda itu datang melalui paket pos dengan berat enam kilogram.

Anggap saja itu adalah suratan takdir ketika Jun pulang sat Nao mencoba membuka bungkusannya di ruang makan. Jun melotot melihat alat musik itu dan meminta penjelasan Nao melalui tatapan matanya.

(ah ya, setelah tinggal bersama selama empat belas hari, Nao mulai belajar membedakan tatapan galak Jun. Ada yang berbeda pada Jun yang melotot pada natto dan Jun yang melotot pada kecoa)

.

Nao menjawab sambil mengutak-atik gitar:  "Aku ingin belajar lagi karena kangen."

"Lakukan di luar." Jun sewot. 

"Kenapa harus?"

"Karena di rumah ini," Jun membuka pintu depan, dan bersikap seakan mempersilakan Nao untuk keluar, "tidak boleh ada musik."

"Tidak masuk akal. Apa di rumah ini ada setan yang akan bangun kalau diperdengarkan musik?"

"Setan itu adalah aku, jadi keluar."

.

Nao berkedip satu-dua kali. "Benar juga. Jun, mana gitarmu? Kau sudah tidak bermain band?"


Cohabitation Revolution [bxb flashfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang