Duel (4)

483 88 0
                                    

.

Satu detik, lima detik, delapan detik total yang berjalan kala mereka bertatapan, iris hitam Jun memantul dalam manik biru Nao. Yang pertama kali bergerak adalah Nao; ia berbalik, kembali mengobrak-abrik tumpukan barang. Jun hanya bisa melihat landaian mulus punggung yang kurus, dan satu dua titik tahi lalat di sana.

"Sepertinya kau merencanakan sesuatu."

"Sedikit." Srak, srak. Akhirnya Nao menarik sesuatu dari bawah tumpukan baju. "Nah, aku menemukannya!"

Ia mengangkat mesin Playstation One itu tinggi-tinggi. Sekarang ia berpindah ke depan lemari, mencari kaset game manapun yang bisa ditemukan di antara buku-buku seberat kamus. 

"Hei, kemarin-kemarin aku bertemu Terauchi."

Jun, yang sedari tadi masih duduk di situ, mulai agak tegang mendengar nama itu disebutkan. Ia hampir mengatakan sesuatu-- sesuatu yang seperti, 'apa kabar dia?', tetapi itu terdengar begitu rindu, dan Jun tidak ingin Nao tahu kalau ia masih-- sedikit menyimpan sesuatu atas Corvuz dan para anggotanya. Mungkin bukan persahabatan, tetapi jelas ada kepedulian.

Memiliki hal itu membuatnya terlihat lemah, dan Jun tak mau Nao tahu. Sehingga yang ia tanyakan adalah, "Untuk apa?"

"Yah, macam-macam. Aku cuma ingin tahu seperti apa mereka." jawab Nao. "Sepertinya mereka tidak menyesal melakukan hal itu padamu."

Lalu Nao berbalik dan berkata, rambut birunya berombak membingkai wajah, "Melihat mereka membuatku sangat kesal."

.

Cohabitation Revolution [bxb flashfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang