Muses

706 116 3
                                    

.

Dari balik dinding, terdengar suara Nao yang melantukan lagu lama. 

Suara Nao bagus. Powerful dengan pitch control yang baik, bahkan ketika mabuk seperti ini. Tidak luar biasa unik, tapi tipe yang membuatmu betah mendengar berlama-lama. Suara yang tidak hanya membawakan lagu, tapi juga cerita, membuatmu terlena. Ada kualitas universal yang membuatnya mudah diterima, mengetuk hati siapa saja. 

Telinga Jun makin merapat di dinding. Tak kuasa menahan diri untuk menguping. Tak kuasa juga menahan diri untuk membayangkan suara Muse pertamanya dan Muse keduanya saling berpadu, berduet dalam satu irama lagu. Ya, di suatu panggung bercahaya itu, ada Nao dan mahasiswa musik, saling bernyanyi. Paduan kerinduan cinta lama dan debaran cinta baru menjadi sesuatu yang memetik pelita kalbu. 

Irama lagu yang dibuat Jun dengan gitarnya. Ketukan satu, dua, tiga. Tambah bass. Masukkan piano di bagian reff. Lembut lalu mengentak. Biarkan Nao meninggikan suara di situ, disokong si anak jurusan musik.

Ia ingin membuat lagu.

Ia ingin bermusik.

(Tapi...?)

Nao mengganti lagu. Dari kamar itu, terdengar genjrengan gitar sembarangan.

.

Jun mendobrak pintu Nao.

Nao duduk di lantai dengan gitarnya. "Ada apa, Jun?" 

"Dari mana kau tahu lagu itu!?"

"Dari single suatu band indie yang cukup terkenal." jawabnya. "Ternyata benar, hm? Mantan teman-teman bandmu itu mencuri semua lagumu."

Cohabitation Revolution [bxb flashfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang