*12

4.6K 174 5
                                    

Calvin mengendarai motonya, tiba tiba hujan deras turun. Sehingga Calvin harus menghentikkan motornya dan memutuskan untuk berteduh di suatu tempat seperti tokoh yang dapat membuatnya dapat di lindungi dari derasnya hujan.

Calvin berteduh, mengusap kedua telapak tangannya yang terasa hangat. Calvin menghentakkan kakinya pelan, menunggu redanya hujan.

Calvin melihat langit yang mendung, langit yang awalnya biru kini merubah menjadi gelap. Calvin terus menerus mengusap telapak tangannya karena sangat kedinginan, beberapa menit berlalu, Calvin merasakan kehangatan di dalam dirinya. Pantas saja Calvin merasakan hangat, karena ada seseorang yang memasangkan jaket ke pundak Calvin.

Calvin mendongak, melihat siapa orang yang berbaik hati menghangatkannya. Calvin melihat ada wanita yang berparas cantik sedang tersenyum kearahnya, wajah yang juga agak keriput. Meskipun keriput wajahnya tetaplah Cantik.

Seketika badan Calvin membeku, kaki Calvin melemas. Seakan Calvin tidak percaya apa yang dilihatnya sekarang, seseorang yang selalu Calvin nantikan, akhirnya menampakkan dirinya di depan Calvin.

"Mama " Calvin berucap lemas, benar apa yang dilihat adalah Mamanya yang sudah lama Calvin nantikan sosoknya.

Sosok tersebut hanya tersenyum. Menampakkan kedua lesung pipinya.

"Calvin, kamu sudah besar ya " ujar mamanya, yang langsung menghapus air mata yang tiba tiba berlinang dengan sendirinya tanpa izin.

Mamanya'pun berjalan pelan ke arah anaknya, kemudian merentangkan tangannya, lalu menangkup tubuh anaknya yang sudah bertumbuh besar, Calvin tetap diam, Calvin dengan pelan mengangkat tangannya ingin memeluk Mamanya.

Tetapi Calvin menghentikkan aksinya, dan kemudian Calvin taruh kembali tangannya, tidak jadi membalas pelukkan Mamanya, yang harus Calvin lakukan bukan ingin mendrama, terlebih Calvin ingin menghindari Mamanya, karena siapa tau saja Mamanya punya rencana jahat. Dalam benak Calvin, Calvin terus terusan berpikir negatif terhadap Mamanya.

Calvin langsung melepaskan pelukkan Mamanya, lalu berkata
"Cukup! Cukup kamu berhenti berbuat baik pada aku! Dan jangan  perlakuin aku seperti Anakmu! Karena aku bukan AnakMu lagi!  " bentak Calvin, lalu melempar jaket yang di berikan tadi ke hadapan Mamanya. Baru saja Calvin mengucapkan Kata Mama, tetapi dengan sekejap Calvin berbicara terhadap Mamanya layak bukan seperti Anak dan Ibu.

Bagai di sambar petir, Hati Mamanya mencelos mendengar ucapan Calvin, kata kata yang menyakitkan seperti belati yang menusuk tepat di hatinya. Bagaimanapun Calvin masihlah darah daging Mamanya. Meskipun Mamanya pergi dengan waktu yang lama, bukan berarti Mamanya tidak mengkhawatirkan  anaknya, Mamanya masih menyayangi Anaknya melebihi dirinya sendiri.

Dan Calvin juga terlalu sakit jika melihat Wajah Mamanya lagi, seakan Luka yang dulu kembali terulang kepadanya lagi.

"Kamu masih Anak mama! Darah daging Mama! Mama kangen sama kamu nakk " Mamanya berucap sambil menangis.

"Heh? Anak? Asal kamu tau, Saya tidak mempunyai orang tua lagi selain  Papa, bagiku Mama tidak ada dalam hidupku, dan bagiku juga Mama sudah mati dalam hidupku!" ucap Calvin, sehingga petir petir di langit langsung menyambar dengan kerasnya suara yang menggelegar. Seakan petir  tidak menyukai apa yang di ucapkan Calvin barusan.

Di saat itu, datanglah seorang laki laki yang juga terlihat sudah menua, terlihat seumuran dengan Papa Calvin. calvin dapat menebak pastilah lelaki ini suami  baru Mamanya.

"Nak, janganlah kamu berkata kasar seperti itu pada Mamamu, kamu belum tau apa yang sebenarnya terjadi, om disini cuma mau ngasih tau kamu, kalau Mama kamu selalu mengkhawatirkanmu. " ucap lelaki itu sambil menepuk bahu kiri Calvin. Calvin terdiam sejenak, kemudian menatap lelaki itu dan Mamanya bersamaan, Calvin merasakan ada kejanggalan dalam ucapan lelaki itu.

I Love My BadBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang