*55

3.9K 95 21
                                    

Justin bersiap-siap ingin ke sekolah, seperti biasa dengan penampilan yang berantakan.

Baju seragamnya Justin dikeluarkan, tidak memakai dasi , dan juga sepatu yang dia pakai harus sesuai dengan warna kesukaannya 'merah'. Padahal sesuai dengan peraturan sekolah harus memakai seragam dengan rapi, dan sepatu wajib berwarna hitam.

justin berjalan dengan santai sampai keluar rumah dan bergegas pergi ke sekolah dengan motor kesayangannya.

Di perjalanan Justin dengan serius mengemudi.

tetapi ada yang membuat dirinya menghentikan motornya saat melihat seseorang yang dia kenal sedang berjalan di pinggir jalan sambil memasang wajah marah.

"Hoi " panggil Justin, perempuan yang di panggil Justinpun menoleh.

Hanya menoleh sebentar dan tidak menggubris ucapan Justin.

"Gw panggil yah di jawab dong. " Ucap Justin.

Perempuan itu tampaknya kesal. Moodnya yang hancur kini bertambah hancur dengan adanya kedatangan Justin.

"APA!? Minggir! Gw mau pergi. Keburu telat! " jawab Perempuan itu seketus-ketusnya.

"Yaudah,jalan aja sana. Padahal gw mau ngasih tumpangan , tapi gak jadi.." Ucap Justin mencoba menggoda perempuan itu.

"Pagi-pagi gini panas banget, ntar sampe di sekolah ketiak lu basah, rambut lu lepek. Pasti jelek banget dah, Rachael di cap cewe jelek..dihh illfeel gw" Lanjut Justin sambil menahan tawanya. Seperti biasa dengan ocehannya yang mengalahkan perempuan.

Rachael merasa geram, kesal, kenapa makhluk astral seperti Justin terlahir di dunia ini.

Rachael terus merasa kesal dan juga bimbang. Apakah dia harus ikut tumpangan Justin?

Tidak, tidak. Harga diri harus ada.

Tapi? Terik matahari sangat pekat pagi ini,  Sesampai sekolah pasti dirinya akan berkeringat dan make upnya luntur.

"Yaudah, gak mau ikut kan? Gw cabut dulu" Ucap Justin yang terlihat ingin pergi.

"tunggu! "
Tanpa memikirkan harga diri, ataupun egonya. Rachael menerima tumpangan Justin.

Meskipun dia masih kesal dengan kejadian kemarin, tapi apa yang bisa dia perbuat? Rachael tidak ingin yang di katakan Justin barusan benar-benar terjadi.

"Gw ikut. " Jawab Rachael. Justin mengangkat sebelah alisnya mencoba menggoda Rachael lagi.

"Apa? Gak kedengeran. " Ujar Justin yang pura-pura tidak dengar.

"Gw ikut! " ulang Rachael dengan menekan setiap kata.

"Ikut kemana? Ke pelaminan? " Jawab Justin yang sukses membuat Rachael murka.

"Fix! Gw jalan kaki aja! " baru Rachael ingin pergi, pergelangan tangannya ditarik Justin agar tidak pergi.

"Naik " suruh Justin, dan melempar helm kepada Rachael untuk dipakainya.

Rachael menerimanya, tetapi sepertinya Rachael agak kesusahan memakai helm tersebut.

Justin menyadarinya, dan mulai menarik Rachael mendekat padanya.

"Sini gw pasangin, manja bener. Tau dah yang gk pernah naik motor, maunya naik mobil mulu"
Cerocos Justin, yang tidak tau kalau Rachael sedang menahan nafasnya.

Wajahnya dengan Justin sangat dekat, Rachael tidak berani bersuara.

"Sip, udah. Buru naik " Ujar Justin. Rachael menghembuskan nafasnya merasa lega dan mengikuti suruhan Justin.

Dalam perjalanan tidak ada hal yang mereka bicarakan selain Justin bertanya kenapa Rachael pergi ke sekolah dengan berjalan kaki.

Rachael menjawab pertanyaan Justin bahwa mobilnya mogok di tengah perjalanan ke sekolah dan sialnya tidak ada satu taxi atau kendaraan umum yang lewat sehingga Rachael memilih berjalan kaki saja.

Setelah pembicaraan itu, tidak ada lagi suara di antara mereka berdua. Terasa canggung.

Rachael merasa takut dengan Justin yang makin lama makin cepat melaju motornya.

"Pelan-pelan aja, gak usah ngebut! " protes Rachael dan Justin tidak memperdulikannya.

Baru saja Rachael berucap seperti itu, Motor Justin mengerem secara tiba-tiba.

Membuat Rachael yang di belakangnya berteriak, dan tanpa di sadari dirinya memeluk Justin.

"TUH KAN! UDAH DI BILANG JANGAN NGEBUT! " Rachael berteriak karena kesal.

"Yah sorry, mobilnya sih ngerem mendadak " Ujar Justin. Untung saja tidak menabrak, jika terjadi Justin harus membayar ganti ruginya.

Justin melihat ke bawah, terlihat Tangan Rachael yang melingkar di pinggang Justin.

Rachael baru menyadarinya dan terkejut, dirinya baru saja ingin melepaskan pelukan itu , namun tangannya di tahan Justin.

"Gini aja, kalo lo jatuh gw gak mau tanggung jawab. " Ujar Justin. Rachael mendengus kesal, dan terpaksa tangannya tetap melingkar di pinggang Justin.

"Maksa banget " Protes Rachael. Justin hanya tersenyum dalam diam tanpa di ketahui Rachael.

Sesampainya di sekolah, orang-orang yang melihat Justin dan Rachael dengan kagum, terlihat pasangan yang cocok di mata mereka.

Apalagi saat melihat Justin dengan hati-hati membuka kaitan Helm yang di pakai Rachael. Membuat para siswi baper sendiri saat melihat perlakuan manis  Justin kepada Rachael.

"Vin, liat deh. " Katelyn memanggil Calvin dan Calvin melihat apa yang Katelyn maksud.

"Wahh, moment yang gak boleh terlewatkan ini mah. " Calvin merogoh sakunya untuk mengambil Handphonenya. Ingin memotret kemesraan antara Justin dan Rachael.

Cekrek!
Satu jepretan di dapat oleh Calvin.

Katelyn tersenyum melihat mereka berdua, syukurlah kalau mereka berdua sudah tidak ribut lagi.

Menurut Calvin, mungkin kali ini hubungan dia dengan Katelyn akan sangat baik.

Jika Rachael tidak mengganggu hubungan antara Calvin dan Katelyn lagi.

Calvin berpikir, Rachael tidak di takdirkan untuk Calvin. Yahh.. mungkin saja dia di takdirkan bersama dengan Justin.

"Ecieeeeee Pacaran nih " Goda Brandon yang tiba-tiba merusak suasana.

"Isshh! AMIT-AMIT! " Jawab Rachael merasa jijik. Tanpa di sadari Jawaban Rachael membuat Justin sedikit sesak? Mungkin? .

Justin bingung.

"Gw cabut dulu,ada PR yang belum gw kerja. " Ucap Justin dengan wajah datar dan sama sekali tidak mempedulikan ucapan Brandon ataupun jawaban dari Rachael.

"Lah? Kenapa tuh anak? " heran Brandon. Padahal biasanya Justin tidak seserius ini.

"Lo sih, pake bilang amit-amit segala. Ngambek kan dia " Brandon menuduh Rachael.

"Kok salah gw sih!? " Jawab Rachael tidak terima.

"Bodo amat lah, Gw nyusul Justin dulu. " ucap Brandon. Dan pergi meninggalkan Rachael yang masih bingung.

"Lah? Dia kenapa sih. " Ucap Rachael pada dirinya sendiri.

--------------------------------
BERSAMBUNG...
VOMMENT JANGAN LUPA YAH GAISSS. 😘😘😘











Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Love My BadBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang