Waktu menunjukkan pukul 2 siang dan waktu pulang sekolah pukul 3. Sudah waktunya Calvin beranjak dari tempatnya, dari kasur empuk dengan kualitas yang bagus itu. Merasa tubuhnya sudah lebih baik dari sebelumnya, Calvin langsung dengan semangat mengambil kunci mobilnya dan tak lupa jaketnya yang terletak di atas kasur.
Berjalan santai menuju pintu keluar dengan diiringi siulan dari mulutnya, entah apa yang membuatnya semangat seperti ini. Mungkin kah karena tubuhnya yang terasa lebih baik? atau tidak sabar ingin menemui Gabriella?. Tetapi, ini sangatlah aneh. Belum pernah Calvin semangat karena sembuh dari sakit, apalagi ingin bertemu dengan Gabriella.
Calvin terdiam sejenak, siulan yang keluar dari mulutnya pun tak terdengar lagi, langkah kakinya yang penuh semangatpun terhenti. Calvin berpikir, apakah dia semangat, karena akan menemui Katelyn?. Jujur, Calvin memang rindu akan sosok Katelyn yang dulu, penuh senyuman. Katelyn yang dulu hanya menatap Calvin dengan tatapan sayang, bukan tatapan sinis dengan wajah angkuh itu.
Calvin hanya tersenyum getir, tak tahu apa yang harus ia lakukan. Calvin masih belum mengambil keputusan yang tepat, antara melupakan Katelyn atau memperjuangkannya. Tak mudah bagi Calvin melupakan Katelyn dengan mudah, mengingat mereka saling mencintai. Apalagi Calvin yang sangat merindukan bibir Katelyn, bibir yang tipis dengan penuh senyuman.
"Vin, kamu mau ke mana? " tanya Mama Ellen membuyarkan pikiran Calvin.
"Ke sekolah " jawab Calvin.
" Bukannya kamu libur ? " tanya Mama Ellen dengan heran.
"iya, cuma ada urusan yang harus aku lakuin " jawab Calvin, yang kemudian langsung pergi. Calvin hanya tak suka Mamanya yang terlalu suka bertanya.
Sesampainya di sekolah, Calvin memarkirkan mobilnya dengan rapi di depan sekolah. Calvin yang sedang bersandar di mobilnya dengan kacamata hitam yang melekat di matanya, jaket berwarna merah yang dia kenakan dan juga topi berwarna hitam yang dia pakai, membuat Calvin makin lebih tampan dan juga cool.
Calvin melipat kedua tangannya,merasa bosan menunggu Gabriella. Tak butuh waktu lama lagi, terlihat Gabriella yang langsung berlarian ke arah Calvin.
" Kamu udah lama nunggu aku? " tanya Gabriella dengan bergelayut manja di bahu Calvin.
" Nggak kok, gue baru dateng. " jawab Calvin berbohong, padahal dia menunggu lama. Apalagi terik matahari yang panas ini membuat Calvin bercucuran keringat. Sengaja Calvin memakai Jaket, menurutnya dimanapun dia berada. Dia harus tetap terlihat tampan.
Di waktu bersamaan, Calvin melihat Katelyn dan Angga berduaan bersama. Mereka berdua berjalan menuju parkiran, Calvin dapat menebak. Pastilah Angga akan mengantarkan Katelyn pulang.
Dengan tangannya yang gesit membuka kacamata yang ia kenakan, Calvin tampak terkejut. Ternyata dugaannya memanglah benar, melihat Angga memberikan helm kepada Katelyn.
Dan betapa terkejutnya Calvin kali ini, melihat Angga mengambil kembali helm yang dia berikan dan langsung memakaikannya pada Katelyn. Entah berapa kali Calvin terkejut.
Calvin mengepalkan tangannya, menahan amarah. Saat Angga melihat Calvin pun, Angga memberikan tatapan remeh pada Calvin. Angga hanya ingin bermain sebentar dengan Calvin, Angga tak terima mengetahui sebelumnya Calvin menarik kerah baju Angga yang mahal itu.
Merasa Calvin belum terpancing, Anggapun makin memancing amarah Calvin dengan menggengam tangan Katelyn. Saat itulah Calvin terpancing amarah, dan mulai berjalan mendekati Angga.
BUGHHHHHHHhhhhh.....
"AAAAAAAAAAAKKKKKKKKkkkk....... "Satu tinjuan yang di layangkan ke wajah Angga, membuat histeris Hendri si banci terkenal di sekolah.
Dan juga Justin yang baru pulang dari luar negri, menatap tak percaya apa yang terjadi barusan. Teman Calvin yang bernama Justin itu sudah sangatlah lama liburan di luar negri, tak peduli surat panggilan dari sekolah, Justin memang suka seperti tu. Suka libur sendiri, dan baru sekarang dia menampakkan dirinya. Brandon yang berada di sampingnya hanya melihat dengan wajah yang datar, karena Brandon sudah tahu apa yang menyebabkan Calvin dan Angga bertengkar lagi.
Jadi, Brandon tak perlu mengeluarkan ekspresi pura- pura terkejutnya. Brandon akan menceritakan pada Justin setelah kejadian ini. Melihat raut wajah Justin ingin meminta penjelasan dari Brandon.
Setelah aksi satu tinju itu, mereka berakhir di ruangan yang menurut mereka seperti rumah hantu itu. Ruang BP.
" Jelaskan kepada Ibu, kenapa kalian berkelahi!!! " satu batang bambu yang berukuran 75cm di genggam oleh Bu Rossa yang mempunyai tubuh yang besar, tahi lalat besar yang berada dekat dengan bibirnya. Entah itu palsu atau asli, terlihat tahi lalatnya agak meluntur.
Disaat Bu Rossa menceramahi Angga dan Calvin, yang mereka fokuskan hanyalah tahi lalat yang menari- nari saat Bu Rossa berbicara. Angga dan Calvin hanya menahan tawa, tidak memperdulikan ceramah Bu Rossa.
BRAAKKKkkkkk....
Bu Rossa yang kesal memukul meja kerjanya dengan Bambu yang di genggamnya. Bu Rossa marah melihat Angga dan Calvin hanya tertawa, dan tidak serius dalam menyelesaikan masalah. Seketika itupun Angga dan Calvin duduk diam, manis seperti anak kucing yang ketakutan.
" Beri tahu Ibu,kenapa kalian Berkelahi " kini Bu Rossa lah yang ingin mendengar dua anak kucing itu berbicara, menjelaskan Kenapa mereka bertengkar. Padahal yang Bu Rossa tahu, dua anak kucing itu berteman baik, bahkan sangat baik.
"Dia Buk, tadi matanya ngeliat saya seperti mau ngajak berantem. Saya nggak suka diliatin kayak gitu Buk, yaudah saya hajar aja dia " Ucap calvin mengadu seperti anak kecil.
"Enggak Buk, dia aja yang lebay. Saya kan kalo ngeliat orang biasa- biasa aja Buk. " balas Angga tak mau kalah.
"Buk, dia bohong. matanya tuh ya Buk, kayak ini nih " ucap Calvin sambil memperagakan mata Angga sebelum mereka berkelahi. Calvin terlihat seperti ingin mengeluarkan biji matanya, bukan tatapan remeh yang di berikan Angga tadi.
"Buk, jangan lihat matanya Buk, ntar Ibu sakit mata ngelihatnya. " sahut Angga.
" ehhh, hati- hati yaaaa, kalo ngomong sama gue kayak gitu. Abiss lo " ancam Calvin.
'STTooooppppp.... kalian mau sampai kapan bertengkar hah? lama- lama Ibu bisa gila karena kalian. " Bu Rossa terlihat frustasi.
Dan tanpa dosa, Calvin dan Angga mengucapkan "Amin". Bu Rossa yang mendengar langsung memukul Calvin dan Angga dengan batang bambu itu, mereka benar- benar murid durhaka yang mendoakan Ibu Gurunya benar- benar gila.
Bu Rossa tak henti- hentinya mengusap dada, tak tahan akan kelakuan dua anak kucing tersebut, untung baru dua. Kalau Brandon dan Justin juga ikut dalam masalah, Bu Rossa benar- benar akan gila.
BERSAMBUNG..............
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My BadBoy
Teen FictionHanya cerita biasa. Yang menceritakan kisah asmara di masa-masa SMA antara Calvin si Bad Boy disekolah dengan Katelyn si Culun. Kisah persahabatan, keluarga dan percintaan yang akan melengkapi kisah ini. kekecewaan, kesedihan, kebahagiaan bercampur...