*28

4.4K 145 3
                                    

Setelah Calvin mengantarkan Katelyn pulang.  Calvin langsung kembali ke rumahnya.

Calvin melihat terdapat mobil Papanya terparkir di garasi,  tak biasanya Papa Calvin pulang ke rumah secara tiba-tiba.  Dan ini juga baru pukul 8 malam.

Calvin memasukki rumahnya,  dan terlihat Papa Andre sedang duduk mantap di ruang tamu.  Seperti sedang menunggu seseorang.

Calvin menebak pasti Papanya akan menceramahinya atau apapun itu, melihat Papanya pulang lebih awal.

"Calvin..  " panggil Papa Andre tanpa menatap wajah Calvin. Calvin sontak berhenti melangkah, mendengar Papanya memanggilnya.

"kamu habis darimana?  " tanya Papa Andre. Kali ini menatap wajah Calvin.  Raut wajah Papa Andre tak bisa di artikan. 

"itu bukan urusan Papa " ucap Calvin dingin.

"Mau berapa kali Papa harus memberitau kamu,  Jangan pernah kamu berdekatan dengan Katelyn!? Kamu harus ingat! Kamu akan di jodohkan dengan Gabriella! " suara Papa Andre meninggi,  memenuhi seluruh ruangan.  Hingga Bibi Ijah'pun langsung datang melihat apa yang terjadi.

"Pah! Aku nggak mau di jodoh'in.  Aku nggak cinta sama Gabriella.  Yang aku cintai cuma Katelyn Pah! " balas Calvin.  Kini Calvin harus berani membantah ucapan Papanya,  demi masa depannya bersama Katelyn.

"Kamu sudah berani menantang Papa? Apa karena perempuan murahan itu kamu berani membantah Papa?!  " bentak Papa Andre.

"dia nggak murahan Pah! Harusnya Papa sadar! Apa dengan uang,  Papa rela Anak papa satu-satunya ini,  nggak hidup bahagia! Uang bukan segalanya Pah! " jawab Calvin. Bi Ijah hanya bisa menatap sedu Calvin.

Papa Andre tak berucap. 

"Pah,  aku sayang Papa, Aku sayang Katelyn,  aku sayang Mama.  Cukup kalian di dekat aku,  aku bahagia Pah.
Tapi.. Apa?  Papa sibuk dengan kerjaan Papa! Sehingga Papa lupa!  Aku kesepian di sini! Papa di butakan oleh Uang sehingga Papa rela aku hidup dengan orang yang nggak aku cintai! Yang harus Papa tau, aku nggak butuh uang Papa... Aku cuma mau Papa pulang ke rumah! " Calvin berucap hingga meneteskan air matanya.  Perih rasanya mengeluarkan seluruh amarah yang selama ini ia pendam.

Bi Ijah menangis,  mendengar ucapan Calvin.  Bi Ijah sudah menganggap Calvin seperti anaknya, setiap Calvin merasakan kesedihan,  Bi Ijah dapat merasakannya juga.

"Aku pergi " Calvin berucap lalu pergi keluar rumah.  Tak ingin lagi berdebat dengan Papanya. Tak peduli lagi apa yang akan Papanya lakukan setelah ini. 

Calvin memilih mengendarai motornya yang berada di garasi.  Calvin melajukan motornya di atas rata-rata.  Tak peduli dengan rasa dingin yang menusuk kulitnya. 

Di ruang tamu,  Papa Andre tak bergeming sedikitpun. 

Papa Andre lalu menatap Bi Ijah.
"Bi, Apa benar itu?  Dia kesepian? " Ucap Papa Andre menatap nanar Bi ijah.

"Tuan tidak tau,  betapa kesepiannya dia..  Dia sangat rapuh.. Jujur,  saya sebagai pembantu Tuan,  sangat kecewa..  " Ucap Bi Ijah..  Lalu pergi meninggalkan ruangan.

Papa Andre hanya bisa diam,  menatap ke atas penuh bimbang..  Lalu,  tak terasa air matanya jatuh.

"Ayah macam apa aku ini!!!???  " teriak Papa Andre frustasi... 

Penjelasan Calvin tadi membuat Papa Andre berpikir.  Bahwa benar! dia tak pantas menjadi seorang Ayah.

Papa Andre mencengkram bagian dadanya,  sakit,  perih.  Tapi, itu tak seberapa di bandingkan apa yang di rasakan Anaknya itu. 

Calvin berhenti di suatu tempat, tempat yang sepi.  Danau.. 

Calvin duduk di tepi danau,  berdiam diri. Yang hanya di temani cahaya malam.

Calvin memutar memori di Kepalanya,  saat-saat bahagia yang Calvin alami bersama Papa dan Mamanya.

Anak kecil yang masih polos,  dengan wajah lucunya sedang memakan Es Krim yang di beli Papanya.

Keluarga kecil yang sedang menikmati pemandangan di taman yang indah.
"Pah mau lagi..  " ucap anak kecil yang tadi memakan es Krim,  kini meminta lagi pada Ayahnya. 

"Es kamu kan masih ada, habisin dulu" ucap Ayahnya.

"Andre,  jangan di beli lagi.  Ntar Calvin sakit.  Tadi juga udah 2 es krim dia makan.  " ucap Ibunya. Ellen.

"Mama...  Mauu lagii " ucap Calvin Manja dengan wajah bersedih.

"nggak boleh sayang..  Nanti sakit. " nasihat Ibunya.

"Iya, Jangan banyak-banyak mamam es krim.  Kalau Calvin sakit, Papa kan sedih.. " ucap Andre dengan suara seperti anak kecil.

"yaudahh, Calvin nggak mamam es krim lagi " ucap Calvin nurut. Ellen dan Andre menghembuskan nafas lega.

"tapi besok makan 5 yaaa " ucap Calvin polos.. Ellen dan Andre langsung melotot.

"Kamuu sihhh,  tadi beliin dia Es krim"
Ucap Ellen ngambek.

"ehh sayang,  sayang..  Jangan ngambek dong.  Kan dia juga yang pengen " bujuk Andre.

"tau ah,  aku mau pergi cari makan dulu" ucap Ellen.  Jika Ellen ngambek pasti dia akan pergi dan mencari makan.  Ingin menghindari Andre.

"tuh kan,  kamu sih, nak..  Mama jadi ngambek..  " ucap Andre pada Calvin.  Calvin hanya nyengir.

Andre lalu duduk di sebelah Calvin.
"papa kasih tau kamu yah..  Kalau kamu punya pasangan.  Harus bisa ngebahagian dia.  Harus sayang sama dia,  harus perhatian sama dia,  dan harus selalu cinta sama dia " jelas Andre.

"Kamu harus inget,  Mama ngelahirin kamu itu nggak mudah.  Penuh perjuangan,  bahkan ada loh yang meninggal karena melahirkan. Inget perkataan Papa,  jangan mempermainkan perempuan.  Perempuan itu bukan mainan, jangan buat dia sedih..  " ucap Andre sambil merangkul Calvin.

"iya Pah..  " jawab Calvin,

"yangkk, cerita apaan sih?  Serius banget " ucap Ellen sambil membawa makanan... 

"Kepo ahh,  kamu bawa apa?  Kayaknya enak " Andre langsung datang pada Ellen.

"kalau ada makanan,  langsung dateng..  Hebat!  " ucap Ellen.

"vin,  yuk makan.  " Ellen lalu menyuapi Calvin makan,  dan Calvin makan sangatlah lahap.

"Yangk,  cobain yang ini deh.  Enak " Andre lalu menyuapi Ellen.

"iya, siapa dulu dong yang beli?  " jcal Ellen.

"Istri aku yang tercintahhh " jawab Andre.

"Mama aku yang tercintahh " lanjut Calvin.  Mereka bertiga'lun tertawa bersama.

Kenangan yang masih terbekas di pikiran Calvin.  Kejadian yang ingin Calvin ulang kembali.

Calvin tersenyum miris mengingatnya.  Perkataan Papanya dulu masih Calvin ingat. 

Tetapi,  perkataan Papanya tak sesuai dengan kenyataan.  Dia sudah tak mencintai Mamanya lagi, Dan lebih memilih berpisah.

Dan sekarang,  dia ingin menjodohkan Calvin dengan orang yang tak di cintainya. 

Calvin berharap Papanya dapat merubah keputusannya,  dengan membatalkan perjodohan yang tak pernah Calvin inginkan.

Bersambung......









I Love My BadBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang