*41

3.5K 130 4
                                    

Calvin membasuh wajahnya, mengusap wajahnya frustasi.  Menatap dirinya di Cermin.

Lama Calvin menatap pantulan dirinya di Cermin.  Rasa kesal,  marah, kecewa, semua bercampur aduk.

"Siall!!!!  " Calvin meninju kaca di depannya hingga pecah,  tak peduli dengan tangannya yang terluka mengeluarkan darah segar.

Dirinya tak dapat menahan amarah lagi.  Semua begitu sulit baginya..

Semua berjalan dengan baik,  Calvin dapat bersama Katelyn,  orang tua Calvin tak bertengkar lagi,  mereka berdua sudah berbaikkan meskipun tak dapat menyatu sebagai sepasang suami istri, pertunangan dia dan Gabriella sudah di batalkan, semuanya sesuai dengan harapan Calvin. 

Tapi?  Dengan adanya Rachael kembali lagi di hadapannya membuat dirinya sulit untuk melanjutkan hubungannya dengan Katelyn.

"Sial!!  Siall!!  Sial!!  " Calvin kembali meninju kaca besar di depannya dengan Brutal.  Melampiaskan segala amarahnya di kaca tak berdosa itu.

"Calvin!  " Rachael menghampiri Calvin,  tak peduli dia sekarang berada di toilet laki-laki.

Rachael langsung memeriksa tangan Calvin.
"Tangan lo terluka Vin!  "

"Jangan sentuh gue!  " Ucap Calvin,  menepiskan tangan Rachael.

"Lo jangan keras kepala!  Tangan lo terluka parah!  " Ucap Rachael terlihat khawatir.

"Berhenti peduli sama gue,  Lo bukan siapa-siapa gue.  " Ucap Calvin penuh penekanan.

"Kita obatin tangan lo " Rachael mengacuhkan ucapan Calvin,  dan menarik Calvin pergi ke Uks.

"Gue gak mau!  Pergi lo! lo disini gak berhak buat peduli sama gue!  "  Ucap Calvin.

"vin,  segitu bencinya lo sama gue?  Beri gue satu kesempatan lagi Vin.  Gue bakal perbaikin semuanya, dan kita bisa bersama lagi. " Jelas Rachael.

"gak perlu!  lo tau kan?  Gue udah punya Katelyn di kehidupan gue,  gue gak butuh lo lagi..  " Jawab Calvin sambil tersenyum miring. Lalu pergi meninggalkan Rachael.

Rachael hanya diam,  air matanya mulai berjatuhan.
"Gue gak akan pernah menyerah, Vin..  Apapun caranya itu!  "

Calvin kembali ke kantin,  tak peduli dengan tangannya yang terluka,  yang akan membuat orang khawatir.

"Vin!  Tangan kamu kenapa?!  " Tanya Katelyn melihat tangan Calvin yanh berdarah.

"Gak apa-apa.. Luka ringan ini mah..  " Ucap Calvin santai.

"Luka Ringan!!??  Kamu bilang luka ringan!?? Jangan anggap main-main luka kamu ini Vin.  Bisa infeksi tau gak! " Celoteh Katelyn. Membuat Calvin tersenyum melihatnya,  sangatlah gemas jika Katelyn marah-marah seperti itu.

"Udah tau Luka,  kok nggak di obatin? " Tanya Calvin, mencari perhatian dari Katelyn.

"Gak!  Obatin sendiri!  " Ucap Katelyn acuh.

"Jangan gitu dong,  Yang..  Aku kan gak bisa ngobatin sendiri.. Kalau kamu yang ngobatin,  cepet sembuh lukanya " Ucap Calvin manja.

Rachael yang sudah kembali,  hanya bisa memasang wajah tak suka melihat Calvin dan Katelyn sangat dekat.

"Gak usah Kate,  gak usah di obatin.. Biarin tuh tangan infeksi parah,  tinggal tunggu di amputasi aja..  " Ucap Justin,  dan langsung di beri tatapan membunuh Oleh Calvin.

"Wess,  bercanda, Jing..  " Ucap Justin,  takut dengan tatapan Calvin.

"Yang,  obatin ya..  " Pinta Calvin dengan wajah memelasnya,  Katelyn tetap tak peduli.

"Kalau Katelyn gak mau,  gue aja yang ngobatin..  " Tiba-tiba Rachael berucap,  membuat Brandon yang sedang enak-enak makan,  malah keselek bakso.

"Hati-hati bro makannya,  kalo lo mati gue gak punya duit buat sumbangan. " Ucap Justin sambil menepuk kuat punggung Brandon.

"Sakit Anjing!  " Brandon memarahi Justin.

"Gue maunya sama Katelyn,  bukan lo" Jawab Calvin.

"Vin,  jangan ketus gitu kalau ngomong sama Rachael.  Rachael kan berniat baik mau ngobatin kamu" Ucap Katelyn pada Calvin,  Rachael memasang wajah pura-pura bersedihnya.

"Kalau kamu gak mau ngobatin ya udah,  biarin nih lukanya infeksi!  " Calvin marah bertingkah seperti anak kecil.

"Iya, aku obatin.  Tapi, selesai ngobatin kamu harus jelasin ke aku Tangan kamu kenapa bisa begini!  " Ucap Katelyn.

"Oke bos " Jawab Calvin tersenyum lebar, langsung menarik Katelyn pergi menuju UKS.

"Aku pergi duluan ya, Chael " Ucap Katelyn pada Rachael.

Dan hanya tinggal empat orang dengan keadaan yang sangat canggung

"Ekhemm,  karena lo lagi sedih.  Gue traktir Bakso mau gak, chael?  " Tanya Justin pada Rachael.

"Gak! Gue gak mau mati makan bakso pemberian dari lo!  " Jawab Rachael lalu pergi.

"Gue ngerasa terhina ya! Mampus aja lu sana!  Nyesel gue mau nraktir dia makan bakso.  Dia kira gue penjahat? Yang suka bunuh orang pake racun?  Anjing bener..  ! Untung cewek! " Cerocos Justin.

"Yang sabar,Tin... " Ucap Angga sambil menepuk bahu Justin.

"Gue selalu sabar..  " Jawab justin sambil menepuk-nepuk dadanya.

Bersambung..
Vomment yaaa 😁

I Love My BadBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang