*13

4.8K 166 2
                                    

"Kalo lo berani beranjak dari tempat ini, gue nggak yakin lo masih perawan sesudah pergi dari tempat ini " ancamku pada Katelyn. Aku menatap matanya lekat lekat.

Diapun juga menatapku, dengan tatapan yang tidak ku mengerti.
"Gue mohon, lepasin gue" ucapnya pelan, tidak menatapku lagi.

"Nggak, gue nggak akan lepasin lo, sebelum lo jelasin ke gue. Kenapa lo lakuin ini semua" jawabku.

"Buat apa gue ngejelasin ke lo? Kalo lo juga nggak peduli sama gue " ucapnya yang kini membuatku bingung, aku tidak peduli padanya? Maksudnya apa?.

"Cukup gue yang nahan rasa sakit ini, Vin. Dan gue mohon lo nggak usah ikut campur dalam kehidupan gue, dan seharusnya juga kita nggak usah saling kenal, agar gue nggak jatuh sedalam ini " Katelyn berucap sambil meneteskan air matanya.

Diriku seakan runtuh melihat air mata Katelyn yang begitu derasnya mengalir di pipinya karena diriku.

Aku melepaskan pegangan di bahunya, aku menundukkan kepalaku, merasa bersalah lagi terhadap Katelyn, aku memberi jarak di antara kami, dan aku menggerakkan tanganku, ku hapus air matanya dengan penuh rasa sayang.

"Gue baru sadar apa itu cinta, saat gue kehilangan lo kate.. kehilangan lo yang selalu ngebuat gue merasa nyaman, dan lo yang bisa ngebuat gue tau apa itu cinta yang tulus..." Aku menarik nafasku dalam dalam, dan ku hembuskan.

"Dan sekarang gue menyesal kate " lanjutku, dan seketika Katelyn menatap wajah ku cepat.

"Heh! Dengan sebegitu mudahnya lo bilang menyesal? Dan lo kira gue akan luluh dan bakal kembali ke lo lagi? Nggak vin! Nggak semudah itu" ujar Katelyn.

"Gue nggak akan minta lo kembali ke gue lagi kate, kalau menurut lo dengan kita nggak saling kenal bisa ngebuat lo nggak tersakiti lagi, oke! Gue bakal ngelakuin itu meski di dalam diri gue masih mencintai lo. Tapi yang harus lo tau kate, gue nggak pernah berfikir buat nyakitin lo. " jelasku, aku melihat Katelyn menundukkan kepalanya, dan yang pastinya ku tau dia menahan tangisnya.

Aku tersenyum melihatnya, dan kemudian ku angkat dagunya, memperlihatkan matanya yang agak membengkak akibat menangis.

Kami saling menatap, tak sadar aku mendekatkan wajah ku ke wajah Katelyn, ku lihat Katelyn menutup matanya seakan menunggu ciumanku.

Dan kemudian bibirku menyentuh bibirnya, aku menganggap ciuman ini ciuman perpisahan antara diriku dan Katelyn.

Ku cium bibirnya lembut, tidak ada nafsu di dalam ciuman kami, tanganku yang sekarang sedang berada di pinggang Katelyn, dan ku peluk erat Katelyn.

Katelyn menggantungkan kedua tangannya di leherku. Ciuman yang semulamya pelan kini menjadi agresif, ku tarik dagunya, untuk memperdalam ciuman kami.

Kami memutuskan ciuman, untuk mengambil pasokan udara,setelah merasa dapat bernafas dengan stabil, kami melanjutkan ciuman kami.

Bibir Katelyn sangat lah memabukkan, rasa strawberry yang ada di bibirnya langsung menyebar di rongga mulutku.

Tiba tiba saja Katelyn mendorong tubuhku menjauh, aku'pun mengerutkan dahiku.

"Mm, gue pergi dulu " ucapnya, langsung pergi meninggalkanku.

Drrtt..drrtt..drttt.
Ponsel ku bergetar, bertanda ada pesan masuk.

I Love My BadBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang