9th

246K 15.6K 384
                                    

Vote dulu baru baca!😊

.

.

REVISI
01 November 2017

Catherine berusaha untuk fokus ketika Profesor Parker, dosen kelas Art of Speaking-nya menjelaskan tentang cara berbicara pada abad ke-18

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Catherine berusaha untuk fokus ketika Profesor Parker, dosen kelas Art of Speaking-nya menjelaskan tentang cara berbicara pada abad ke-18. Demi Tuhan! Cath bahkan bisa melakukannya lebih baik dari pria itu. Tapi ia tahu tata krama, jadi dia menahan dirinya sendiri untuk tidak mengumpat. Mengesampingkan Parker dan papan tulisnya, Cath memilih untuk menumpukan pipinya pada kepalan tangannya dan menatap huruf emas yang ada pada sampul kamus-nya. Ia tahu ketika ia merenung, pikirannya akan berkelana bebas layaknya hantu dan tak bisa ia cegah kemana akan perginya.
 


 

"Kau menikmati pestanya?"

Pria itu berbisik di tepat di telinganya, membuat tubuhnya bergetar akan sensasi geli itu. Jadi ia lebih memilih menatap dada Anthony dan terus menggerakkan kakinya. Catherine telah berdansa sejak dini, jadi kemampuan waltz-nya bisa dibilang baik.

Catherine memutar tubuhnya di bawah Anthonio dan pria itu menangkapnya. Anthonio memeluk Catherine dari belakang sebelum mengulur tangannya dan menyentak tubuh Catherine menuju dadanya yang bidang.

"Ini pesta yang bagus. Aku tidak tahu bagaimana caranya kau bisa membuat para pelayan menyiapkan semua ini dalam waktu singkat."

Anthonio menarik sudut bibirnya. Sekali lagi, gadis itu membuat dirinya tenggelam dalam hazel Cath dan ia menyukainya.

"Aku bisa melakukan segalanya." Mendadak suara Anthonio terdengar rendah.

Mata hitam Anthony seperti biasa dapat membuat Cath tersesat, dan Cath tak dapat menyangkal hal itu. Ia menyelami kedalaman kelereng gelap Anthonio yang seakan tak memiliki batas, membawanya pada dasar tak berujung.

"Oh ya?"

Mendadak suhu udara naik di sekitar mereka. Anthonio menunduk hingga ujung hidung mereka bersentuhan, masih terfokus pada hazel Cath yang mengesankan.

"Tentu saja. Semua yang kau mau, My Lady."

Catherine tidak tahu apa yang mendorongnya hingga ia dengan berani menempelkan bibirnya pada milik Anthonio, mengecupnya dengan lembut. Ia menginginkan pria itu, dan Anthonio memenuhinya dengan merangkul erat pinggang Cath, merapatkannya pada tubuhnya dan mencium wanita dengan keras dan posesif. Lidahnya membelai bibir Catherine, membuat wanita itu mengerang dan mengencangkan cengkramannya pada bahu pria itu.

"Well, well... kalian terlalu panas."

Suara itu berhasil membuat Anthonio melepas Cath, walau pria itu melakukannya dengan enggan. Ia menoleh dan menemukan pria berambut coklat tengah menyeringai ke arahnya.

The Independent Slave [The Seazzurys #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang