10th

256K 14.4K 340
                                    

Mulmed : Nikki Reed sebagai Laura Montague

Vote dulu baru baca!😊

.

REVISI
03 November 2017

Laura Montague seorang wanita berusia 30 tahun dengan wajah menarik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Laura Montague seorang wanita berusia 30 tahun dengan wajah menarik. Rambutnya yang berwarna coklat gelap dan nyaris hitam membingkai wajah tirusnya yang keras. Matanya berwarna coklat terang angkuh, dan bibirnya yang tipis tampaknya gemar mencibir ke manapun wanita itu melangkah.


Catherine tahu jika mereka terjebak masalah. Sial! Wanita itu menghinanya, dan jelas sekali Cath merasa tersinggung. Harga dirinya terkoyak begitu saja ketika wanita di depan sana menatap menilai ke seluruh penjuru ruangan, lengkap dengan kakinya yang mengetuk-ngetuk lantai dengan gaya yang benar-benar menyebalkan.

"Laura, William tak mengatakan apapun padaku sebelumnya. Siapa yang mengizinkannu untuk meninggalkan Wina?"

Laura kembali menoleh pada Anthonio sebelum berdecak. "Mengapa? Kau akan memukulku? Kau tak punya hak, Anthony."

Tapi Anthonio tetap menjaga ekspresinya. "Tentu aku punya. Sekarang kau berada di mansion milikku, di bawah kekuasaanku. Jadi aku punya hak untuk mengusirmu sekarang juga jika aku mau."

Wanita itu memicingkan matanya. "Oh ya? Kau tidak akan melakukannya."

"Ya, aku tidak akan melakukannya. Dengar, aku tidak punya waktu untuk meladeni betina keparat sepertimu." Anthony melambaikan tangannya pada seorang pelayan. "Antarkan wanita itu ke kamar tamu di lantai 2. Kamar ke-3 di ujung lorong timur."

Pelayan itu membungkuk sekali sebelum menoleh ke Laura dan mengangguk. Ia berjalan diikuti Laura yang mengikutinya dengan enggan.

Laura berbalik dan berkata, "Bawakan koporku. Aku ingin istirahat."

Suasana kembali gaduh saat Laura telah meninggalkan hall. Kini giliran Luca yang mengadu kekuatan tangannya dengan seorang pria berambut merah.

Catherine yang sedari tadi hanya diam menoleh pada Anthonio dengan gusar. "Mengapa kau mengizinkan wanita itu tinggal di sini? Aku menghargainya karena dia adalah sepupu perempuanmu. Tapi Anthonio, sikapnya sungguh kasar. Wanita itu terlalu menyebalkan dan dia adalah seorang penghancur suasana!"

Anthonio menyugar rambutnya sekali. "Aku punya alasan, Catherine. Percayalah padaku." Anthonio melihat arlojinya sebelum menghela napas. "Ayolah, Sayangku. Mari tinggalkan semua kegaduhan ini, aku menginginkanmu."


***

Mereka terbaring di sana, terengah-engah setelah badai kenikmatan yang menghantam mereka beberapa waktu lalu akhirnya mereda.

Anthonio melepasakan dasi yang mengikat pergelangan tangan Catherine dan mengelus bekas merahnya dengan lembut. Ia menunduk dan menghirup aroma Catherine di tulang selangkanya.

The Independent Slave [The Seazzurys #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang