[Completed] ⚠️🔞
fyi, i know how to find copycats:)
1st story of The Seazzury Series.
Kepulangannya kembali ke rumah rupanya menjadi pukulan tersendiri bagi Catherine de Vaughn. Gadis keturunan Perancis ini tak pelak histeris ketika mengetahui bahwa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Catherine mengernyitkan alis ketika melihat seorang pelayan yang membawa baki dengan segelas susu di atasnya. Tidak, mungkin itu hal yang lumrah selama ini. Tetapi yang menjadi pertanyaannya adalah, Catherine belum pernah melihatnya.
"Siapa kau?"
Belum sempat pelayan baru itu menjawab, Laura terlebih dahulu menyambar. "Joanna. Dia adalah pelayan pribadiku mulai saat ini."
Dahi Catherine berkerut. "Apa kau sudah meminta izin kepada Anthonio? Kau tidak bisa melakukan sesuatu seenaknya tanpa persetujuan sepupumu."
Laura menarik sudut bibirnya. "Mengapa? Toh aku tidak membayar Joanna dengan uangmu. Lagipula, kau yang hanya pelacurnya bisa mendapat pelayan," kata Laura sembari mengedikkan dagunya ke arah Heidy. "... Lalu mengapa aku tak bisa?"
Catherine menarik napas panjang sebelum mengeluarkannya dengan perlahan. Berbicara dengan Laura selalu menguras emosinya. "Terserah. Aku berdoa agar Anthonio tak mengamuk padamu saat tahu hal ini."
Tapi Laura yang angkuh hanya tersenyum lebar. Ia memainkan kuku-kuku jarinya yang bercat biru tua. "Oh tentu Anthonio baik-baik saja. Kau tahu, tidak? Sebenarnya Anthonio sendiri yang mengirim Joanna kemari. Yah, itu wajar. Dia adalah wanita yang sangat menarik, dan Anthonio tak akan melewatkannya. Persiapkan kopermu, de Vaughn. Sebentar lagi Anthonio akan mengusirmu," Laura menyeringai ke arah Catherine yang menghentikan suapannya. "Karena Joanna akan segera menggantikanmu."
Catherine di sana, terdiam dengan wajah pucat dan bahkan tak menyadari tatapan mencemooh dari Laura dan pelayan pribadinya yang baru.
***
Wanita berambut merah itu menatap Laura. "Pekerjaan apa? Tidak kalau itu berhubungan dengan kriminal. Aku anti dengan polisi."
Laura menaikkan sebelah alisnya. "Oh, aku tersinggung. Apa aku terlihat seperti gangster? Atau pengedar narkoba barangkali? Jangan bergurau!"
Wanita bergaun ungu di hadapan Laura itu mendengus. Ia melipat kedua tangannya di dada dan menatap menilai pada Laura. "Baiklah. Mari kita coba. Pekerjaan apa yang akan kau berikan padaku?"
Laura tersenyum ringan. Ia memasukkan lengannya pada mantel bulunya yang terbuka. "Sederhana. Aku ingin kau jadi pelayanku."
Wanita itu menatapnya sejenak sebelum tertawa, nyaris terbahak.
"Tok tok! Apa kau sudah gila? Hah, kau membuang-buang waktuku." Wanita itu menegakkan tubuhnya dan berkata, "Jika tak ada lagi yang ingin kau katakan, aku akan pergi. Bye, freak!"