35th

151K 12.6K 623
                                    

Kalo gak salah kemarin aku ada spoiler kalo di sini kita bakal tegang2. Eh belum ya? Haha yaudah deh😂

Kira2 untuk bab ini dapet vote berapa ya?😏

Vote dulu baru baca!😊

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Semuanya terasa membingungkan.
Setelah mengatakan hal itu, entah ini hanya menjadi khayalannya saja, Catherine menyadari jika Anthonio terlihat lebih hangat. Kesadaran jika pria itu juga mencintainya adalah hal fiktif yang entah bagaimana caranya sekarang menjadi kenyataan. Demi Tuhan, perasaannya terbalas! Catherine tahu harusnya ini adalah hal yang membahagiakan, tapi tetap saja ada sesuatu yang terasa mengganjal. Entah apapun itu, ia seperti melewatkan sesuatu yang penting

Catherine tengah meminum susunya ketika Heidy berjalan masuk ke ruang makan sambil membawa Rafe yang menangis dalam gendongannya. Ia meringis dan mengambil Rafe dari tangan Heidy.

Catherine menggerakkan tangannya dan menatap Heidy. "Apa yang terjadi?"

"Aku tidak tahu," Heidy menjawab pelan. "Rafe menangis dengan kencang ketika aku meninggalkannya untuk mengambil selimut."

Catherine meminta gadis itu untuk pergi. Ia menatap Rafe dan menyanyikan sebuah lagu pengantar tidur dengan lirih. Beberapa saat kemudian, Rafe sedikit lebih tenang. Cath menghela napas dan menyandarkan tubuhnya di punggung kursi.

"Biarkan aku memilikinya agar kau bisa memakan sarapanmu."

Catherine menoleh ke arah Anthonio. "Kau serius? Aku tidak pernah melihatmu menggendong Rafe dan sekarang kau ingin melakukannya."

"Dan biarkan aku belajar." Suara Anthonio terdengar tenang sekaligus menuntut. "Lagipula cepat atau lambat aku akan melakukannya."

Catherine menggigit bibirnya dan menatap lama pada Anthonio yang terlihat kelewat tenang memakan sarapannya. Sedetik kemudian ia mengangkat bahunya dan bangkit.

"Posisikan tanganmu sepertiku. Tenang saja, semua orang punya insting saat melihat ada bayi di depan mereka," kata Catherine.

Anthonio melakukan apa yang Cath katakan. Dengan canggung ia menerima Rafe di tangannya sebelum mendesah lega. Setidaknya tahap pemindahan ini berhasil dilakukan. Catherine benar, setiap orang yang berhadapan dengan bayi selalu punya insting. Instingnya berkata jika ia harus menggerakkan tangannya dengan gerakan mengayun yang hati-hati, maka ia melakukannya.

Catherine mengulum bibirnya dan kembali duduk untuk menyelesaikan sarapannya. Sesekali ia melirik pada Anthonio yang kini terlihat santai, malah terlihat seperti ia terlalu menikmati perannya sebagai pengasuh Rafe ketika ibunya harus memakan telur dadarnya. Cath menyembunyikan senyumnya di balik gelas dan menggeleng pelan. Entah mengapa ada sesuatu yang tergelitik dalam hatinya ketika melihat bagaimana Anthonio yang biasanya terlihat seperti seorang iblis yang selalu menatapnya tajam kini mengalihkan perhatiannya pada makhluk mungil di dekapannya. Dan Catherine merasa, puas...

The Independent Slave [The Seazzurys #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang