19th

185K 15.4K 1.4K
                                    

Vote dulu baru baca!😊

.

 
REVISI
02 Desember 2017

"Dan Marcel, kupastikan jika aku yang akan memenangkan pertarungan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dan Marcel, kupastikan jika aku yang akan memenangkan pertarungan itu."
  
  

Catherine tidak tahu apa yang terjadi setelah itu. Ia tidak ingin tahu bagaimana caranya ia masih bisa menggerakkan tubuhnya untuk pergi dari sana. Yang hanya ia inginkan adalah segera menjauh dari tempat itu, menjauh dari semua orang yang menatapnya dengan iba dan penasaran.

Gadis itu menjatuhkan tubuhnya di ranjang dan menyembunyikan wajahnya di bantal. Ia tidak menangis, karena mungkin cairan asin yang bening itu sudah habis tak bersisa lagi. Dan jauh setelah ini semua dimulai, tubuh dan pikirannya sudah tersugesti untuk menjadi begitu kuat. Ia bukan gadis yang sama yang menangisi kepergian keluarga terakhirnya dengan sia-sia. Dia bukan lagi gadis yang lemah. Well, setidaknya itu menurut Catherine.

Apa yang salah dengan dirinya? Apa yang salah dengan semua orang? Catherine menutup matanya dan semua bayangan itu menghantamnya dengan telak, tanpa ampun. Ia meremas bantal di bawah kepalanya dengan erat dan berteriak, menyalurkan semua emosi yang menggelegak di dalam dadanya. Hanya itukah yang bisa ia lakukan? Berteriak dan memaki?

Oh tentu, memangnya siapa dia? Hanya seorang perempuan malang yang terjebak di tempat asing, dan dikelilingi oleh orang-orang asing. Ia bermil-mil jauhnya dari rumahnya, dan ia bahkan tak ingin memikirkan bagaimana dirinya jika nekad untuk kabur. Cath berteriak sekali lagi dan memukul-mukul ranjang dengan geram. Sial sial sial!

"Catherine, kita harus bicara."

Catherine tidak perlu menoleh untuk mengetahui siapa yang baru saja berbicara padanya. Ia diam dan menunggu, lalu merasakan jika bagian ranjang di sampingnya melesak karena beban.

"Catherine, kita harus bicara. Berbaliklah dan berhenti bertingkah kekanakan."

Catherine berbalik dengan enggan dan bangkit untuk duduk di kepala ranjang. Matanya berkilat ketika menatap Anthonio yang duduk tenang di hadapannya, seakan tak ada yang pernah terjadi.

"Kekanakan?!" Suara Catherine terdengar meninggi. "Katakan itu pada dirimu sendiri ketika kau dan bajingan itu memutuskan untuk menjadikanku barang taruhan! Pikirmu siapa sebenarnya yang bertingkah kekanakan di sini?!"

Anthonio menatap Catherine lama. Wajahnya yang tak menunjukkan ekspresi apapun membuat Cath geram.

"Kau selalu menyimpulkan sesuatu dari apa yang kau lihat lewat sudut pandangmu. Kau harus berhenti bersikap seperti itu, Catherine. Jika kau tidak mengetahui semuanya, kau harus terbiasa mendengarkan." Anthonio berkata.

Catherine melempar bantal ke arah Anthonio dengan geram. "Kau sebut aku tidak mendengarkan?! Kau menjadikanku barang taruhan, brengsek! Apalagi yang harus aku dengar? Apa kau akan mengatakan jika pemenangnya akan bebas menjadikanku pelacur?! Kalian para Italiano brengsek memang pantas dibakar hidup-hidup!"

The Independent Slave [The Seazzurys #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang