26th

176K 13.6K 567
                                    

Vote dulu baru baca!😊

.

REVISI
17 Januari 2018

REVISI17 Januari 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Winter on December

Catherine menggerakkan tubuhnya untuk membuat ayunan yang ia duduki bergerak, walau dirasa sulit karena sepertinya musim dingin membuat talinya membeku. Ia duduk di sana dan mencoba untuk menikmati angin sejuk yang menerpa lembut wajahnya. Bulan desember terasa dingin, jadi Catherine merapatkan mantelnya dan mengamati ketika hembusan napasnya berputar dan terlihat seperti embun yang membeku.

Salju sudah turun. Catherine tidak menyadarinya ketika semua peristiwa yang akhir-akhir ini terjadi memaksa otaknya untuk bekerja penuh dan tidak membiarkannya berkonsentrasi akan hal lain. Betapa waktu berlalu dengan cepat. Rasa-rasanya, baru kemarin Paulus mengajaknya berjalan-jalan di dekat danau yang membeku, menikmati ketika kakinya memijak lantai salju yang tebal.

Ia mengetuk-ngetukkan sepatu botnya dengan hentakan berirama. Seperti yang sudah-sudah, seharusnya Catherine menghindari waktu dimana ia mendapati dirinya sendiri dalam keadaan sendirian. Hal ini memicu pikirannya untuk bekerja dengan lambat dan mencoba untuk mengenang semua peristiwa yang menimpanya, mengurutkannya dengan sistematis dan tidak membiarkan satu memori pun terlupakan. Ia tidak ingin ini terjadi karena bukannya ia merasa tenang, justru rasa sakit itu kembali datang.

Tapi ia butuh waktu untuk sendiri. Ia hanya... penat dengan semua ini.

Cath menghembuskan napas keras. Ia bangkit ketika dirasa hidungnya akan memerah karena sebentar lagi flu akan menghampirinya jika ia berada di luar sini lebih lama lagi. Ruangan yang berpenghangat di mansion jauh lebih menjanjikan daripada halaman yang penuh dengan salju. Cath mengusap perutnya yang mulai membesar dan menggumamkan beberapa lagu klasik. Berusaha untuk menghangatkan dan menenangkan bayinya.

Ia bangkit dan berjalan untuk melintasi halaman, berhati-hati untuk tidak menginjak lantai salju yang dalam. Catherine menoleh ke atas ketika merasakan tengkuknya terasa dingin yang tidak wajar, merasakan seseorang tengah mengawasinya. Betul saja, Anthonio berdiri di balkon ruang kerjanya dan sedang menatap Catherine dengan tajam.

Cath menarik senyumnya dan melambai ke arah pria itu. Anthonio menarik sedikit sudut bibirnya dan mengangguk sedikit, membuat Catherine mendengus. Ia membuang pandangnya dan kembali berjalan memasuki mansion. Ada dua orang yang sedang mengobrol di samping pintu utama dengan dua gelas kopi di hadapan mereka. Cath melewati mereka dan membuka pintu lantas menutupnya kembali dengan cepat. Ia tidak ingin membuat hall lebih dingin dibandingkan saat ini.

Cath melepas sarung tangannya dan berjalan menuju ruang tamu. Ia duduk di sana, tak jauh dari Laura yang tengah menyeruput coklat panasnya dan menonton acara memasak di televisi. Ia memanggil seorang pelayan dan memintanya untuk menyediakan segelas susu hangat.

The Independent Slave [The Seazzurys #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang