29th

154K 13.1K 844
                                    

Vote dan komen jangan lupa babies🖤
.

.

REVISI
30 Januari 2018

REVISI30 Januari 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  

Anthonio mengangkat cangkir kopinya dan menyesapnya dengan pelan, menikmati ketika rasa pahit dari espresso itu memenuhi rongga mulutnya dengan liar. Di cuaca dingin seperti ini, kopi adalah hal yang paling nikmat setelah brendy. Minuman itu juga bisa membuatnya hangat, tapi tidak dengan kepalanya. Mabuk bukan ide yang tepat untuk saat ini.

Luca yang ada di hadapannya menyesap brendy di tangannya dengan cepat. Pria itu tiba hari ini dengan penerbangan awal di Hampshire. Beruntung natal tidak membuat perusahaan penerbangan menarik pesawat mereka; atau bandara tidak meliburkan pegawai mereka. Salju saja sudah cukup buruk untuk hal ini.

"Aku dengar kau terkena tembakan." Luca melirik tubuh Anthonio yang terbalut kaus berwarna hitam dan mendengus. "Kupikir mereka berbohong ketika Finnick menghubungiku tadi malam."

"Jangan konyol." Nada Anthonio terdengar getir. "Aku mungkin kesakitan, tapi aku tidak lumpuh. Sepanjang eksistensi kehidupanku, mendapat peluru adalah hal yang biasa."

"Tapi kau tak bisa mengabaikan fakta jika kau tetaplah manusia biasa," kata Luca menegur. "Suatu saat kau tidak akan bisa bertahan, Anthony. Pilihannya hanyalah selamat dengan keajaiban atau kau mati sebagai seorang pesakitan."

Anthonio menaikkan alisnya. "Apa sekarang kau sedang mengajariku tentang cara untuk menyelamatkan hidupku sendiri?" Anthonio menyandarkan tubuhnya di punggung kursi kulit yang empuk dan berkata, "Terlalu banyak omong juga tidak baik untukmu, de Marte."

"Aku tahu." Luca berkata dengan lugas. "Tapi sebagai consigliere-mu, aku diwajibkan untuk menegurmu di saat-saat seperti ini."

"Atau bahkan memarahiku?"

"Atau bahkan memarahimu." Luca menjawab tegas.

Anthonio mendegus. Ia menatap Luca yang sedang menatapnya juga dengan lama, berusaha untuk mengintimidasi pria itu. Tapi sekuat apapun ia menajamkan penglihatannya, pria itu tetap bergeming dan menatap lurus ke arahnya. Seakan intimidasi yang ia punya tidak bekerja pada diri Luca de Marte.

"Baiklah," kata Anthonio akhirnya. "Kau membuang-buang waktumu sendiri dengan menceramahiku soal 'nyawa yang terancam'. Bagaimana jika kau mencari tahu siapa yang mengirimkan beberapa orang bersenjata ke Ragenworn House semalam? Itu akan lebih baik untukmu."

Luca menatapnya lama sebelum berdecak. "Kau akan menembakku untuk balas dendam jika aku tidak mengerjakan perintahmu, 'kan?"

"Jangan berlebihan." Anthonio berkata santai. "Sekalipun kau orang terburuk yang pernah ada di dunia ini, tidak alasan bagiku untuk bertingkah idiot dengan membunuh orang sembarangan."

The Independent Slave [The Seazzurys #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang