12th

208K 14.1K 300
                                    

Vote dulu baru baca!😊

.


  
REVISI
08 November 2017

Marcel mengangkat alisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Marcel mengangkat alisnya. "Benarkah? Aku tidak tahu jika Anthony punya sepupu perempuan secantik kau. Sungguh beruntung pria sepertiku bisa melihat wujud kecantikan alami yang menakjubkan sepertimu, Signorina Montague."


Laura tertawa canggung. Selama 30 tahun eksistensi kehidupannya, ia belum pernah menerima perlakuan semanis ini. Marcel begitu memenuhi kriteria pria idamannya, dan ia tak akan membuang kesempatan ini begitu saja.

"Ah, kau terlalu berlebihan, Signor Barnnaby. Aku tidak secantik yang kau pikirkan." Laura berkata setelah Marcel melepaskan tangannya.

"Tidak, Cantikku. Aku bersungguh-sungguh dengan perkataanku."

Catherine mendengar percakapan itu dan mendengus karenanya. Lengkap sudah. Laura dan Marcel merupakan perpaduan pas bagi mereka yang berkontribusi dalam penderitaan. Sekarang kepalanya membayangkan menit demi menit dalam hidupnya setelah ini. Marcel yang bajingan, atau Laura si wanita ular? Catherine hanya bisa menangkup kedua tangannya di depan dada dan berdoa agar semuanya tidak menjadi lebih buruk.

Anthonio duduk diam menikmati film di televisi, tapi secuil bagian kepalanya memikirkan Marcel dan kedatangannya saat ini. Ia sudah menerima berita jika Marcel sukses menjalankan tugasnya, dan sebenarnya ia bisa saja mengusir pria itu dari sini. Tapi ia sedang tak ingin cari masalah. Secara tersirat William memintanya untuk mengawasi si bodoh itu guna mencegah hal-hal buruk yang diakibatkannya terulang lagi. Ia tak bisa melawan, karena bagaimanapun juga William adalah pemimpin mereka. Lagipula sepertinya Barnnaby akan disibukkan oleh kehadiran Laura di tempat ini dan selain itu tak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.

Seorang pelayan mengumumkan jika makan malam sudah siap. Catherine bangkit dan mengikuti Anthonio menuju ruang makan yang besar. Ia duduk di tempat biasanya.

Makan malam itu berlangsung tenang. Udara yang menggantung membawa celoteh Laura yang mengobrol dengan semangat bersama Marcel. Oh tidak, mungkin hanya Marcel yang dominan dengan kalimat-kalimatnya yang mengandung rayuan maut untuk Laura, membuat semua orang di sana mendengus muak dan mengerutkan hidung mereka karena jijik. Di tempat duduknya, Catherine merasa ingin muntah.

Bukan itu saja. Marcel memang merayu Laura, namun sedari tadi tatapannya tak lepas dari Catherine yang nampak tak nyaman. Sungguh, ia benar-benar risih saat Marcel menatapnya dengan lapar, membuatnya merasa seperti perempuan murah. Tak perlu seorang yang ahli untuk mengerti jika tatapan Marcel pada Catherine bukanlah sesuatu yang biasa. Ketika memikirkan itu sekali lagi, sesuatu bergejolak di perut Cath dan ia hanya bisa berdoa agar keajaiban membuatnya tak perlu mengelurkan isi perutnya detik ini juga.

Dengan ragu, Catherine menyenggol Anthonio dan mengedikkan bahunya pada Marcel. Syukurlah pria itu paham hingga Cath tak perlu membuka mulutnya untuk membuat pria itu mengerti dengak isyarat yang ia sampaikan.

The Independent Slave [The Seazzurys #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang