6th

271K 18.8K 192
                                    

Vote dulu baru baca!😊

  
REVISI
23 Oktober 2017

   REVISI23 Oktober 2017

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Catherine's PoV
 

Aku ingin pergi.

Aku lelah, dan semua ini benar-benar membuatku sakit kepala. Jadi, aku nekad mengajak Perry pergi ke kelab malam ini. Aku telah meminta pria bernama Finnick itu untuk mengantarku ke kediaman keluarga Noberts, dan untung saja ia menurut. Ia berjaga penuh di dekat gerbang rumah Perry.

"Kau yakin, Cath? Aku mulai khawatir padamu ji--"

"Karena ini adalah kali pertamanya buatku? Tolong, Perrs. Tidak akan ada orang yang mengatakan padaku agar tidak bertingkah nakal."

Perry menghela napas sebelum menarikku ke walk in closet. Ia mengambil sebuah gaun hitam dan memberikannya padaku.

"Chanel. Tenang saja, aku belum pernah memakainya."

Aku menatap keseluruhan penampilanku di cermin dan menghela napas. Gaun hitam itu menempel ketat di tubuhku. Ini kali pertamanya aku berpenampilan seperti ini untuk pergi ke tempat yang tidak akan bisa ditolerir oleh orang-orang terhormat. Saat menghadiri pesta atau jamuan makan malam, tentu saja mengenakan sehelai gaun yang mewah dan memesona adalah sesuatu yang wajib, namun tidak dengan tujuan untuk pergi ke sebuah kelab malam yang liar. Aku menahan napas dan melepaskan pita rambutku.

Jalang.

Aku memejamkan mataku. Tidak, itu berlebihan. Aku bukan seorang jalang. Aku tidak menjajakan tubuhku pada pria brengsek di luar sana.

"Cath, kau oke?"

Aku menoleh dan menemukan Perry dengan gaun ungu lavender-nya. Perry memiliki rambut keemasan dan mata hijau cemerlang, dan dia cantik. Pergi ke kelab bukan hal tabu baginya. Nikmati saja masa mudamu, ia pernah berkata padaku.

"Bagaimana jika kita terlihat oleh Mama dan Papamu? Kau tahu jika itu akan sangat buruk."

Perry menyeringai dan ia menyerahkan mantel berwarna abu-abu padaku. "Tidak akan ada yang tahu. Kau bisa mempercayai Elle."

Dan di sinilah kami, di dalam sebuah van hitam yang tadinya terpakir di ujung jalan. Entah bagaimana Perry selalu berhasil menyelinap pada malam hari dan ia pergi ke kelab bersama teman-teman kuliahnya yang lain.

Dan aku bebas! Memikirkan jika aku ada di luar jangkauan orang-orang Italia itu membuatku tak tahan untuk meledak dalam kemenangan. Akhirnya aku bisa menghirup udara yang berbeda dengan mereka. Aku memejamkan mataku dan mengeluarkan kepalaku di jendela. Menghirup udara segar yang menampar helain rambutku. Menghirup sebuah kebebasan.

Tujuan kami adalah Flòertė Club and Bar. Di sanalah biasanya Perry dan yang lain menghabiskan malam-malam penuh kesenangan mereka. Aku memicingkan mataku ketika cahaya-cahaya nova dari lampu yang semarak memenuhi indra penglihatanku. Bau nikotin dan alkohol menggantung bebas di udara, dan sekali lagi membuatku mengernyit. Dengan canggung aku menutup hidungku, membuat Gabby yang ada di sampingku tertawa. "Hirup semuanya, Sayang. Kau akan terbiasa dengannya."

The Independent Slave [The Seazzurys #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang