Part 53

1.1K 83 3
                                    


Detik demi detik terlewati begitu saja tanpa ada percakapan ringan yang terjadi antara aku dengan Badai. Dia terlalu fokus menatap langit hingga melupakan aku yang sedari tadi memandanginya. Dia benar. Ketakutannya benar-benar terjadi, dia melupakan aku yang disebutnya adalah bintang terindah. Bintang di langit lebih mempesona dibandingkan aku.

"Lika?"

Aku yang hampir mengalihkan pandanganku ke kedai ice cream urung kulakukan karena suara Badai. Aku memperhatikannya untuk beberapa detik, namun suaranya tidak kudengar lagi. Matanya masih menatap langit dengan senyuman kecil di bibirnya.

"Apa aku gadis menyebalkan dan cerewet seperti yang kamu tulis di buku harianmu?"

Badai mengangguk ringan tanpa merasa bersalah sedikitpun. Hal itu membuatku memanyunkan bibirku beberapa centi. Melihatku seperti ini, dia malah cekikikan. Dasar makhluk luar angkasa menyebalkan!

"Aku tidak cerewet!"

"Lalu apa?"

Badai semakin mengeraskan cekikikannya dan membuat para pengunjung taman memperhatikannya dengan tatapan heran. "A..Aku pendiam," belaku dengan suara lantang.

Dan itu membuat kikikan Badai berubah menjadi tawa renyah yang hampir tidak pernah kudengar akhir-akhir ini. Para pengunjung semakin banyak yang menjadikan Badai pusat perhatian mereka. Hal itu tidak membuat Badai berhenti malah semakin tertawa lepas. "Pendiam? Hahaha, sejak kapan?"

Dia kembali tertawa sebelum suaranya tertelan telapak tangan kananku. Aku segera membukam mulutnya yang liar itu. Aku baru menyadari kalau aksiku ini semakin membuat pengunjung penasaran. Mereka mulai mendekat dengan tatapan berbeda-beda. Ada yang menatap kita dengan tatapan aneh, curiga, heran, berbinar dan juga sedih.

Apa yang perlu disedihkan jika aku membungkam mulut liar pria ini?

"Sayang sekali, mulut semenarik itu dibungkam oleh gadis tak tahu diri."

Suara seorang gadis yang berada tidak jauh dariku terdengar seperti pedang yang menusuk gendang telingaku. Astaga, hanya membungkam mulutnya saja salah?

"Daripada membungkam mulutku lebih baik kamu sampaikan rindumu pada Kak Gevan lewat bintang di sana. Bukankah itu lebih menguntungkan dibandingkan membungkam mulutku?"

TBC

Beberapa chapter lagi bakal tamat kok. Maklum fast update. 

Badai Galatoma || #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang