Hai, Insprirasiku.
Karenamu, aku terbiasa memerhatikan jam.
Karenamu, aku terbiasa mengingat tanggal.
Karenamu, aku terbiasa melakukan banyak hal yang sebelumnya bahkan mungkin tak pernah kulakukan.Bersamamu, aku merasa hidup kembali.
Bersamamu, aku merasa 'ada' kembali.
Bersamamu, aku merasa tak sendiri lagi.
Bersamamu, hariku terasa lebih berwarna.Terima kasih karena sudah menjadi inspirasiku meski tak pernah kau sadari.
Terima kasih karena sudah menjadi semangatku meski tak pernah kau niati.
Terima kasih karena sudah menjadi bintang di hatiku, meski mungkin aku bukan apa-apa di hatimu.Insprirasiku,
aku takut jika mengingatmu suatu saat nanti hanya akan menjadi mengenangmu.
Aku takut jika mencintaimu suatu saat nanti hanya akan menjadi mengagumimu.
Aku takut jika memandangmu suatu saat nanti hanya akan menjadi melihatmj dari kejauhan.Betapa takutnya aku kehilanganmu.
Betapa takutnya aku ditinggalkanmu.Inspirasiku,
Entah berapa lama lagi aku mampu menahanmu di sisiku.
Entah berapa lama lagi aku mampu bertahan di sampingmu.Terlalu banyak, Inspirasiku.
Terlalu banyak yang ingin bersamamu.
Terlalu banyak yang mengharap cintamu.
Terlalu banyak yang berusaha memilikimu.Apalah artinya aku, Inspirasiku?
Hanya seorang gadis biasa yang tak mempunyai apa pun untuk dibanggakan, untuk ditawarkan.
Cukupkah aku jika hanya bisa menawarkanmu hatiku, cintaku, setiaku, ketulusanku?
Cukupkah itu untukmu, Inspirasiku?
Aku, Inspirasiku.
Aku hanyalah aku.
Hanyalah gadis biasa yang dengan tidak tahu diri menawarkan cinta untukmu.
Hanyalah gadis biasa yang dengan tidak tahu diri berharap bisa bersanding bersamamu.
Hanyalah gadis biasa yang terlalu mengagumimu hingga akhirnya menjadikanmu inspirasi.
Hanyalah gadis biasa yang akan menghabiskan tintanya untuk menulis tentangmu.Inspirasiku,
hari ini langit cerah.
Kuharap hatimu juga secerah itu.Selalu tersenyum, ya, Inspirasiku.
Selalu bersemangat seperti kamu yang biasanya.Teruntuk, Inspirasiku.
Tertanda, aku,
yang terlalu mengagumimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Tanpa Nama
Non-FictionAkankah kelak kau baca suratku? Mungkin aku terlalu banyak berharap. Bukankah sudahku katakan, kamu yang ku maksud mungkin bukanlah kamu. Aku yang kau kira, tak pasti adalah aku.