Rabu, 31 Mei 2017

87 7 0
                                    

Teruntuk lelaki perkasa pertama dalam hidupku.

Akhirnya kita bertemu lagi dengan tanggal 31 yang ke-23 dalam hidupku.

Kamu bahagia, bukan? Kamu harus bahagia. Apa lagi yang kamu citakan dalam hidup? Beritahu aku. Mungkin saja aku mampu mewujudkannya. Mungkin saja.

Aku tahu, aku hanya pendosa yang membebanimu. Aku tahu, aku hanya pemberontak yang kerap lukai hatimu. Aku tahu, aku hanya si ingusan yang terus saja merengek padamu. Namun, aku ingin kamu tahu, aku berharap, selalu berharap, selalu berdoa dalam siang dan malamku, akulah sang gadis nomor satu di hatimu. Bisakah doaku terjawab?

Sepanjang ingatanku, sekeras apa pun aku mencoba mengingat, aku tak bisa menemukan kenangan saat aku katakan padamu bahwa aku begitu menyayangimu, begitu pun sebaliknya. Mesti tak ada sepatah pun kata sayang dan cinta antara kita, kamu tahu bukan kalau dalam hatiku, kamulah lelaki pertamaku? Lelaki nomor satuku untuk waktu yang begitu lama.

Aku ingin mengingat saat manis antara kita. Sialnya yang terkenang hanya masa kelam. Teriakanmu, bentakanmu, pukulanmu, mata merahmu. Kenangan itu menghancurkan hatiku. Bahkan sempat mematikan jiwaku, dulu. Aku marah pada keadaan, benci pada masa lalu. Kenapa harus ada luka yang terkenang saat aku ingin mengingat manisnya saja?

Aku tahu, semua bukan salahmu. Aku turut andil dalam ingatan busuk itu. Aku yang menciptakan situasi memuakkan itu. Maafkan aku. Maaf, karena tak pernah sekali pun dalam hidupku sepertinya kuucapkan maaf padamu atas beribu kesalahanku.

Maafkan aku, karena apa pun yang kurasa dalam hatiku, tak sekali pun berani kucoba utarakan padamu. Apakah kamu tahu sebesar apa aku membencimu dahulu? Apakah kamu tahu setulus apa cintaku untukmu hingga hari ini?

Aku tahu. Aku tahu kamu mencintaiku jauh lebih besar dari cinta yang mampu aku berikan untukmu. Aku tahu. Aku tahu kamu korbankan hidupmu demi bahagiaku. Aku tahu. Aku tahu kamu abaikan lukamu dan memilih tetap tersenyum di hadapanku. Aku tahu. Aku tahu seberapa hebat perjuanganmu demi ukirkan senyum di wajahku. Aku tahu. Sayangnya, kamu tak pernah tahu kalau aku tahu.

Aku mungkin tak ingat tatapan pertama kita, tapi aku yakin dengan pasti kamu mengingatnya. Aku mungkin tak mampu mengingat pelukan pertama kita, tapi aku yakin dengan pasti kamu mengingat bagaimana rasanya. Aku yakin dengan pasti, kamu mengingat segala tentangku jauh lebih baik dari aku mencoba mengingat kita.

Selamat tanggal 31 yang ke-23 dalam hidupku.

Semoga kamu selalu dilimpahkan kebahagiaan. Semoga tak sedikit pun ada sesal di hatimu karena memilikiku di hidupmu.

Selamat tanggal 31 yang ke-23 dalam hidupku.

Kamu mungkin tak tahu, tapi kamulah lelaki perkasa nomor satu di hatiku. Kamulah yang kusebut namanya saat aku berharap miliki perlindungan.

Kamu mungkin tak tahu, tapi kamulah yang lebih dulu merajai hatiku. Kamulah yang begitu lama menjadi nomor satu di hidupku.

Selamat tanggal 31 yang ke-23 dalam hidupku.

Aku berdoa agar aku masih dapat menatap matamu untuk tanggal 31 berikutnya, dan selanjutnya, bahkan selamanya.

Salam sayang penuh rindu,

Gadis nomor satu-mu.

Surat Tanpa NamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang