Aku benar-benar lupa, hingga hari ini.
Kamu begitu memanjakanku, ternyata. Kamu menomorsatukan inginku di atas kebutuhanmu.
Aku terlalu terlena, hingga lalu tak menyadarinya.
Apa lagi yang bisa kuminta?
Kamu sudah berikan semua.
Mungkin yang lain bisa memberiku lebih besar, padahal itu hanya secuil dari milik mereka.
Kamu tak memberiku banyak, tapi itu adalah segalanya yang kamu punya.
Terima kasih untuk 50 bulan terakhir ini.
Selamat tanggal 22.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Tanpa Nama
Non-FictionAkankah kelak kau baca suratku? Mungkin aku terlalu banyak berharap. Bukankah sudahku katakan, kamu yang ku maksud mungkin bukanlah kamu. Aku yang kau kira, tak pasti adalah aku.
