Saya tidak pernah meminta Tuhan untuk membawa kamu memasuki hidup saya. Nyatanya, Tuhan melakukannya.
Meski saya terkadang berharap Tuhan melepaskan ikatan antara kamu dan saya, tapi, Tuhan sejauh ini tak pernah melakukannya. Kini, saya berharap, Dia tak akan pernah melakukannya hingga kapan pun.
Namun, sejujurnya, jika memang kelak dengan atau tanpa keinginan saya, Dia menggariskan perpisahan antara saya dan kamu, saya akan mencoba menerimanya. Dan saya tahu, kalau saya memang harus menerimanya.
Apa yang bisa saya lakukan jika Tuhan sudah memutuskan? Hanya berpasrah. Tak ada yang lainnya.
Jika kelak perpisahan itu datang, saya harap kedatangannya membawa kedamaian, kebahagiaan, kesukacitaan, untuk kamu mau pun saya.
Saya hanya ingin bahagia, meski tanpa kamu. Tapi, Tuhan tahu, saya berharap untuk bahagia karena kamu, bersama kamu.
Salam rindu dari saya,
yang senang membuatmu merasa lelah.Jumat, 7 Juli 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Tanpa Nama
Non-FictionAkankah kelak kau baca suratku? Mungkin aku terlalu banyak berharap. Bukankah sudahku katakan, kamu yang ku maksud mungkin bukanlah kamu. Aku yang kau kira, tak pasti adalah aku.